1.000 Hektare Sawah Terendam Banjir di Maros

1.000 Hektare Sawah Terendam Banjir di Maros

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Fadjry Djufry Sebut, banjir yang terjadi kemarin beberapa waktu lalu merendam 1.000 hektare lahan sawah di wilayah Kabupaten Maros.

“Sekitar 1.000 hektar sawah disekitar banjir terrendam, termasuk di Desa Matirotasi, di mana terdapat 209 petak sawah yang ikut terendam,” ujar Prof Fadjry Djufry.

Tanaman padi yang terdampak berusia bervariasi, antara 40 hingga 50 hari. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, padi yang tergenang selama 2 hingga 3 hari masih memiliki peluang untuk selamat, namun jika lebih dari satu minggu, risiko puso (gagal panen) semakin tinggi.

“Kita semua berdoa agar air ini cepat surut sehingga petani bisa kembali beraktivitas dan puso bisa dihindari. Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian untuk menyiapkan bantuan benih, agar sawah yang terdampak dapat segera ditanami kembali,” ungkap Prof Fadjry Djufry di lokasi.

Ia berharap genangan air bisa surut dalam waktu satu hari, sehingga lahan pertanian tidak mengalami kerusakan lebih parah.

“Mudah-mudahan besok sudah mulai surut, agar sawah di sini bisa terselamatkan,” tambahnya.

Prof Fadjry Djufry menekankan, pentingnya mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi banjir yang hampir terjadi setiap tahun di wilayah ini. Ia menyebut bahwa banjir kali ini dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi, seperti yang disampaikan oleh Bupati Maros.

“Kita memang harus memikirkan bagaimana cara mitigasi dampak banjir ini, terutama di daerah hulu. Setiap tahun kejadian seperti ini selalu berulang, namun informasi dari Pak Bupati, baru kali ini hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir yang cukup parah,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah dapat terus meningkatkan upaya pencegahan dan adaptasi terhadap bencana, agar kejadian serupa di masa depan bisa lebih terkendali.

Menanggapi kondisi cuaca saat ini, Prof. Fadjry mengingatkan bahwa menurut prediksi BMKG, cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga 17 Februari. Oleh karena itu, ia meminta seluruh jajaran pemerintah daerah untuk tetap siaga menghadapi potensi bencana.

“Kita sudah punya pengalaman dengan bencana hidrometeorologis pada Desember lalu, dan kali ini kita harus lebih siap. Saya sudah meminta bupati dan wali kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kejadian ekstrem seperti ini,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pemulihan pascabanjir dapat berjalan dengan baik, serta dampak terhadap masyarakat dan sektor pertanian dapat diminimalkan.

Penulis: Nursinta 

Baca berita lainnya Harian.news di Google News