Cerita Mandiri Agen: Sukses Merajut Asa hingga Jadi Motor Penggerak Inklusi Keuangan di Perkotaan
HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Nurlinda, pemilik toko kelontong di jalan Mannuruki Kota Makassar sedang sibuk melayani pelanggan. Jarinya terlihat cekatan menekan beberapa nomor di mesin EDC (Electronic Data Capture) biru bertuliskan Bank Mandiri. Ia fokus melakukan transaksi digital sambil sesekali melihat layar ponsel.
Di ruangan itu, berbagai produk seperti snack dan sembako tersusun rapi di atas meja, lalu di bagian belakang, ada rak besar yang menyajikan makanan instan, bumbu, hingga kebutuhan dapur lainnya. Suasana kota Makassar saat itu sedang terik, hawa panas dari aspal menyeruak ke dalam ruangan. Nurlinda terlihat pelan-pelan mengusap keringat yang jatuh di pipinya.
Nurlinda, perempuan sekaligus ibu rumah tangga (IRT) yang setiap hari sibuk melayani pelanggan. Selain berjualan barang campuran, ia juga membuka layanan perbankan agar masyarakat tidak harus ke bank untuk melakukan transaksi digital.
“Di sini bank jauh, jadi kalau mau transaksi digital cukup lewat saya sebagai Mandiri Agen,” ucapnya kepada harian.news saat ditemui Sabtu (10/10/2025).
Nurlinda bercerita jika empat tahun lalu, ia mendapat tawaran menggiurkan dari keluarganya yang bekerja di bank Mandiri. Menjadi Mandiri agen di tempat tinggalnya yang jauh dari akses perbankan.
“Saya pikir sangat bagus. Sekaligus bisa bantu warga sekitar untuk melakukan pembayaran cicilan atau kredit serta pembukaan rekening Mandiri.”
Semenjak menjadi agen Mandiri, Nulinda mengaku toko kecilnya tak pernah sepi. Ia bisa melayani pelanggan minimal 30 orang per hari. Selain berbelanja sembako, mereka juga melakukan transaksi digital, misal stor tunai, buka rekening bank Mandiri, bayar kredit, bayar listrik hingga top up e-wallet.
“Semua transaksi yang ditawarkan sangat gampang, sehingga warga setempat sudah mempercayakan pembarayannya di sini,” bebernya.
Sebagai Mandiri agen, Nurlinda merasa usahanya berkembang pesat, walau terlihat biasa-biasa saja. Tidak seperti toko kelontong pada umumnya. Namun, keberadaan layanan Mandiri membuka peluang dan keuntungan besar baginya.
“Dulu sebelum jadi Mandiri agen, penjualan tidak lancar. Toko sepi. Tapi sejak jadi Mandiri agen, usaha meningkat, untung meningkat. Bisa beli apapun dan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan harian,” terangnya.
Mandiri Agen Jembatan Edukasi dan Literasi Keuangan

Nurlinda saat memperlihatkan EDC (Electronic Data Capture) kepada harian.news. (Foto: Gita Oktaviola/HN)
Sebagai agen Mandiri, Nurlinda merasa punya peran penting dalam memberikan edukasi perbankan dan literasi keuangan untuk masyarakat. Ia senantiasa memberikan penjelasan tentang layanan digital yang belum dipahami sebagian nasabah bank Mandiri.
“Kadang ada yang kurang paham transaksi online, saya bantu jelaskan. Sekalian sosialisasi juga,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga kerap mengedukasi warga soal modus penipuan digital yang marak terjadi. Pengetahuan itu didapat Nurlinda dari pelatihan dan program-program pembinaan Bank Mandiri.
“Kalau ada warga yang mau ditipu, saya langsung cegah. Sembari saya memperlihatkan beberapa modus penipuan yang sering terjadi di media sosial,” bebernya.
363 Agen Perempuan di Kota Makassar
Bank Mandiri senentiasa menghadirkan program yang berdampak signifikan untuk masyarakat. Kehadiran Mandiri Agen memberikan keuntungan bagi pemerataan akses layanan keuangan di berbagai darah, termasuk Kota Makassar.
Vice President Bank Mandiri Region X, Panji Priasmoro menjelaskan, hingga September 2025, sebanyak 363 Mandiri Agen yang beroperasi aktif di Kota Makassar. “Mereka melayani transaksi masyarakat dengan mudah tanpa harus antri panjang di bank.”
Mandiri Agen dianggap sangat memabantu karena mereka hadir dan berjejaring di kawasan pemukiman padat penduduk dan jauh dari kantor cabag bank. Para agen saat ini juga didominasi oleh perempuan.
Khusus wilayah kerja Region X (Sulawesi & Maluku), per September 2025 terdapat 4.201 agen Mandiri perempuan yang aktif menjalankan layanan keuangan digital di lingkungannya. Jumlah ini menunjukkan bahwa perempuan turut memegang peran penting dalam mendukung inklusi keuangan.
Panji Priasmoro menjelaskan bahwa menjadi agen Mandiri memberikan keuntungan nyata bagi para mitra. “Mandiri Agen akan mendapatkan komisi atas setiap transaksi yang diproses menggunakan sarana transaksi yang telah ditentukan oleh Bank Mandiri,” ujarnya.
Lebih jauh, Panji menegaskan bahwa Bank Mandiri memiliki proyeksi positif terhadap penguatan peran agen ke depan. Bank Mandiri terus memperluas jangkauan layanan keuangan digital, terutama di wilayah pelosok, termasuk kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Mandiri Agen yang dibentuk sejak 2014 kini menjadi salah satu tulang punggung percepatan inklusi keuangan nasional. “Bank Mandiri berupaya meningkatkan akses layanan perbankan di desa dan wilayah terpencil dengan mengoptimalkan peran Mandiri Agen.”
“Layanan ini tidak hanya menyediakan transaksi dasar seperti transfer, tarik tunai, pembayaran tagihan, dan top-up e-wallet, tetapi juga menjadi kanal penyaluran KUR untuk pelaku usaha kecil,” kata Panji.
Bank Mandiri juga terus memperkuat kualitas agen melalui berbagai program pembinaan dan pengembangan, seperti Level Up UMKM, Agen Naik Kelas, serta pemberian insentif dan program loyalitas berbasis poin untuk memacu kinerja para agen.
“Program-program ini dirancang agar para agen dapat naik kelas, memberikan layanan lebih baik, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya,” kata Panji.
Layanan keuangan yang paling banyak dimanfaatkan melalui Mandiri Agen mencakup setor tunai, tarik tunai, pembayaran listrik, pembayaran kredit, serta top-up e-wallet. Di banyak daerah, layanan ini menjadi solusi utama karena lokasi bank yang jauh atau sulit dijangkau.
Ke depan, Bank Mandiri tengah menyiapkan sejumlah inovasi yang mengoptimalkan peran Mandiri Agen sebagai penggerak ekonomi lokal.
Inovasi tersebut mencakup digitalisasi sarana transaksi, peningkatan fitur layanan pada agen, serta program pemberdayaan UMKM yang memanfaatkan jaringan agen sebagai pusat layanan komunitas.
Dengan proyeksi yang semakin positif, Mandiri Agen diharapkan terus menjadi garda terdepan dalam membuka akses keuangan modern hingga ke pelosok negeri—mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Bank Mandiri dan Agen Perempuan Penggerak Inklusi Keuangan
Pengamat Ekonomi Universitas Bosowa Makassar, Dr. Lukman Setiawan, menegaskan bahwa perempuan, khususnya ibu rumah tangga, memiliki peran strategis dalam memperluas inklusi keuangan melalui program agen Bank Mandiri di tingkat desa dan kelurahan.
Menurutnya, pemberdayaan perempuan sebagai agen bank dapat menjadi salah satu upaya konkret dalam meningkatkan pengetahuan dan akses layanan perbankan masyarakat, terutama di daerah yang jauh dari kantor cabang.
“Perempuan memiliki kedekatan sosial dengan lingkungan sekitarnya. Ketika mereka diberdayakan sebagai agen Bank Mandiri, akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal menjadi lebih mudah dan lebih dekat,” ujarnya.
Dr. Lukman menjelaskan, kehadiran agen bank yang dikelola perempuan memberikan kontribusi langsung terhadap perekonomian keluarga. Melalui komisi atau fee setiap transaksi, ibu rumah tangga dapat memperoleh penghasilan tambahan yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan keluarga.
“Selain itu, perempuan yang menjalankan peran sebagai agen bank dinilai semakin mandiri dalam mengelola keuangan rumah tangga,” terangnya.
Ia juga menekankan bahwa program Mandiri Agen memiliki dampak besar terhadap peningkatan literasi keuangan masyarakat. Perempuan yang menjadi agen dapat membantu warga memahami cara mengelola uang, mengenal layanan perbankan digital, hingga memanfaatkan fasilitas transaksi modern.
“Agen ini bukan hanya tempat transaksi, tapi juga pusat informasi yang membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait perbankan,” jelasnya.
Menurut Dr. Lukman, keberadaan agen Bank Mandiri sangat mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan keuangan formal.
“Warga tidak perlu lagi menempuh jarak jauh untuk membuka rekening, melakukan setor atau tarik tunai, membayar tagihan, hingga melakukan top up. Semua transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan praktis melalui agen terdekat,” jelasnya.
Ia mendorong Bank Mandiri untuk terus memberikan dukungan melalui pelatihan, pendampingan, serta peningkatan kemampuan digital bagi para agen perempuan. Selain itu, penyediaan akses teknologi seperti perangkat ponsel pintar dan internet juga dinilai penting untuk memudahkan operasional. Bank Mandiri juga diharapkan memperkuat sistem keamanan demi melindungi agen dari berbagai risiko.
“Jika dukungan ini diperkuat, perempuan di desa maupun kelurahan dapat menjadi motor penggerak inklusi keuangan. Mereka tidak hanya membantu mempermudah akses layanan perbankan bagi warga, tetapi juga berkontribusi memajukan negeri melalui peningkatan literasi keuangan masyarakat,” tutup Dr. Lukman.
Penulis: Gita Oktaviola
Baca berita lainnya Harian.news di Google News