Dukung MBG, BBPOM Makassar Bekali UMKM dengan Edukasi Keamanan Pangan

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Program strategis pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Makassar.
Sebagai bentuk dukungan, BBPOM Makassar memberikan sosialisasi tentang keamanan pangan kepada sekitar 30 pelaku UMKM yang menjadi supplier maupun calon supplier dapur Sekolah Pusat Pangan Gizi (SPPG). Kegiatan ini digelar dalam rangka Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro yang ditaja oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
“MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Program ini bukan hanya meningkatkan pemenuhan gizi anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi kerakyatan,” ujar Yosef, perwakilan BBPOM Makassar.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada suplai bahan pangan yang aman dan bermutu. “Keamanan pangan harus dijaga secara konsisten dari hulu ke hilir, mulai pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga sampai dikonsumsi. Jika ada ketidaksesuaian, dampaknya bisa berisiko menyebabkan keracunan,” jelasnya.
Dalam paparannya, Yosef mengingatkan bahwa bahan pangan harus bebas dari tiga jenis cemaran:
Fisik (misalnya rambut, kerikil, staples, serangga)
Kimia (seperti formalin, boraks, rhodamin B, atau racun alami pada bahan tertentu)
Mikrobiologi (akibat sanitasi buruk yang menimbulkan bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, atau Bacillus cereus)
“Pencegahan cemaran hanya bisa dilakukan dengan disiplin dan konsistensi. Mulai dari penyimpanan bahan pangan yang benar, kebersihan alat dan lingkungan, hingga perilaku higienis penjamah pangan,” katanya.
Yosef juga memberikan tips memilih bahan baku yang aman, khususnya kelompok DUIT (Daging, Unggas, Ikan, Telur). Menurutnya, pangan tinggi protein ini sangat rentan rusak jika tidak dikelola dengan baik. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan freezer atau kulkas, tidak menyimpannya terlalu penuh, serta selalu mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik sebelum memegang bahan pangan.
Sosialisasi berlangsung interaktif. Para peserta berbagi pengalaman, termasuk salah satu UMKM produsen abon yang kini mampu meningkatkan produksi dari 10 kg menjadi 200 kg setelah menjadi supplier dapur SPPG.
“Keamanan pangan adalah tanggung jawab kita bersama. Jika bahan pangan tidak layak, dapur SPPG bisa beralih ke supplier lain. Karena itu konsistensi menjaga kualitas sangatlah penting,” pungkas Yosef.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News