Empat Bulan Mengabdi, Ardiansyah Kini Akhiri Jabatan Plt dengan Kepala Tegak Berwibawa
HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Nama Ardiansyah Arsyad sudah lama dikenal publik di Kabupaten Gowa. Sosok muda ini tak asing di dunia organisasi dan bisnis.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Sulsel.
Kemudian dipercaya menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Gowa, serta dikenal luas lewat sejumlah usaha yang sukses dan populer di kalangan masyarakat.
Berbekal pengalaman memimpin, dalam waktu singkat, Ardiansyah berhasil menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang kuat dan produktif di lingkup Perseroda Kabupaten Gowa.
Selama empat bulan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perseroda Gowa, ia membuktikan bahwa anak muda bisa tampil dengan gagasan besar, tindakan nyata, dan keberanian membawa perubahan dalam pembangunan daerah.
Di bawah kepemimpinannya, sejumlah pembenahan strategis dilakukan di tubuh Perseroda Kabupaten Gowa. Ia memulai dengan merenovasi kantor agar lebih representatif dan layak menjadi pusat aktivitas bisnis daerah.
Tak berhenti di situ, segudang transformasi yang visioner telah dilakukannya. Ia telah menata ulang lini usaha yang sebelumnya stagnan, menjadikannya lebih terarah dan bernilai ekonomi.
Salah satu langkah inovatifnya adalah mengembangkan bisnis gudang beras untuk suplai program MBG di Gowa.
Selain itu, ia juga membangun unit percetakan yang menangani kebutuhan pemerintahan, serta membuka usaha rumah makan yang kini menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi perusahaan daerah.
“Kami sudah membuka peluang seluas-luasnya bagi anak muda yang ingin mengabdi,” ucapnya saat ditemui di kantor Perseroda Gowa, Kamis (06/10/2025).
Pamit dengan Kepala Tegak, Fokus Lanjutkan Pengabdian di Dunia Bisnis

Ardiansyah Arsyad.
Setelah empat bulan memimpin, masa jabatan Ardiansyah sebagai Plt Direktur Perseroda Gowa resmi berakhir.
Ia memilih untuk tidak lagi menyetorkan berkas pencalonan sebagai direktur definitif, dan memutuskan fokus pada pengembangan bisnis pribadi serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Sebagai Plt, tugas saya sudah selesai. Saya tidak akan menyetorkan berkas lagi. Sekarang waktunya fokus berbisnis dan membantu daerah dengan cara berbeda,” ujarnya.
Ardi berharap, kursi direktur ke depannya bisa diduduki oleh pemuda yang kreatif dan inovatif sehingga program yang berjalan dan akan digarap bisa dibangun dengan baik.
“Untuk itu, saya mengajak para pemuda yang mau mengabdi di Perseroda silahkan mendaftarkan diri melalui Tim seleksi (Timsel),” jelasnya.
Ia juga berpesan agar calon pemimpin Perseroda selanjutnya tak menaruh ekspektasi lebih ketika menjabat sebagai direktur.
“Jangan berharap kalau menjabat sebagai perseroda bisa menjadi kaya dan lainnya. Bangunlah Perseroda lebih layak lagi dengan berbagai program kreatif,” bebernya.
Selanjutnya Ardiansyah menyampaikan visi ke depannya setelah meninggalkan Perseroda. Katanya jabatan bukanlah satu-satunya cara untuk berkontribusi.
Ia meyakini, nilai pengabdian sejati terletak pada kemampuan menciptakan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
Sebagai orang yang berpengalaman di dunia bisnis, Ardi menyampaikan jika banyak potensi besar di Gowa yang belum tergarap.
Terutama aset-aset pemerintah daerah yang “mati suri”. Salah satunya, 100 hektare lahan Pemda yang bisa diaktifkan kembali untuk pertanian produktif.
“Dari satu hektare, hasilnya bisa mencapai Rp70 juta. Tapi karena dibawa naungan perusahaan raksasa, makanya yang dibagi ke petani hanya sekitar Rp30 juta,” katanya.
“Nah, pemerintah bisa mengambil alih kembali lahan tersebut dan berkolaborasi dengan petani memberikan pupuk dan pengawasan, sementara petani fokus menggarap lahannya. Dan keuntungan bisa dibagi rata” jelasnya.
Pemikiran visioner dan semangat Ardiansyah mencerminkan sosok pemuda berkualitas yang sayangnya belum banyak dimanfaatkan potensinya oleh pemerintahan.
Ia menunjukkan bahwa energi muda, integritas, dan keberanian berinovasi bisa menjadi modal besar untuk membangkitkan ekonomi daerah.
Kini, meski tak lagi menjabat, Ardiansyah Arsyad tetap berkomitmen untuk menghidupkan bisnisnya dan membuka peluang bagi generasi muda Gowa dan sekitarnya di Sulsel untuk berkontribusi lebih besar bagi tanah kelahirannya.
Bakat Pemuda yang Disia-siakan
Dewi seorang warga Gowa mengaku sangat menyayangkan berakhirnya masa jabatan Direktur Perseroda Gowa, Ardiansyah Arsyad.
Ia menilai keputusan tersebut cukup mengejutkan karena selama menjabat, Ardiansyah dikenal sebagai sosok muda yang energik dan visioner dalam membawa perubahan positif bagi perusahaan daerah.
“Berakhirnya masa jabatan Ardiansyah sangat disayangkan. Apalagi, katanya beliau sudah tak ingin mengajukan berkas pencalonan sebagai direktur definitif,” bebernya.
Menurut Dewi, hal ini adalah bentuk hilangnya potensi besar dari generasi muda yang semestinya terus diberi ruang untuk berkontribusi.
“Bakat pemuda seperti beliau seolah disia-siakan. Padahal, semangat dan ide-ide segarnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan Perseroda,” ungkap Dewi dengan nada kecewa.
Penulis: Gita Oktaviola
Baca berita lainnya Harian.news di Google News