Film Janda Dianggap Kontroversial, Fenny Frans Tepis dengan Pendapat Inspiratif

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Film Janda secara resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia. Penayangan perdana dimulai pada Kamis (22/08/2024).
Film ini mengangkat cerita tentang single mom atau janda ini dianggap kontroversial dalam berbagai aspek utamanya dalam menceritakan status Janda yang selalu dikonotasikan lemah.
Tak hanya itu, film yang diperankan Arlita Reggiana, Amanda Putri, Eva Udin, Daeng Mamat, Ria Raihana, Andi Wani dan beberapa selebgram Makassar lainnya menggambarkan tentang kehidupan nyata single mom yang sering kali diabaikan.
Namun, saat dikonfirmasi Penulis skenario, Rere Art2tonic mengungkapkan, idenya tentang film Janda berawal dari dari keinginannya untuk menyoroti sebuah realitas sosial yang jarang dibicarakan.
“Kenapa mengangkat soal janda? Karena selama ini tidak ada orang yang ingin mengangkat status kontroversial ini, padahal sering kita temui dalam keseharian. Laki-laki sering bermasalah dengan janda, dan stigma negatif ini mengakar kuat di masyarakat,” jelas Rere.
Untuk memberikan kedalaman pada filmnya, Rere melakukan riset mendalam selama enam bulan, termasuk survei terhadap empat janda.
Penelitian ini menjadi dasar bagi pengembangan naskah, yang menggambarkan bagaimana single mom berjuang menghadapi tekanan sosial, mengelola ekonomi, dan menjaga hubungan dengan Tuhan di tengah stigma yang menekan.
Sinopsis Film Janda
Film ini mengisahkan perjuangan Prapti (Arlita Reggiana) dan anaknya Vina (Amanda Putri) yang sering ditinggal oleh suaminya, Agus (Rizal Habsyi), bekerja sebagai TKI di Timur Tengah.
Namun, kali ini Agus tiba-tiba hilang tanpa kabar, membuat masyarakat desa mulai menganggap Prapti sebagai seorang janda.
Prapti harus menghadapi berbagai tekanan sosial, mulai dari pelecehan hingga pengucilan, namun ia berusaha tetap bertahan hingga suatu hari datang kabar yang mengubah hidupnya.
Komentar Fenny Frans yang Menginspirasi
Salah Seorang Penonton, Fenny Frans mengatakan kebetulan filmnya menginspirasi dan membuat pandangan masyarakat yang beropini bisa terbuka, bahwasanya Janda itu statusnya tidak selamanya buruk.
“Semoga setelah menonton film ini mereka melihat bahwa Janda itu juga manusia yang bisa diterima di masyarakat dan tidak selamanya mereka memiliki sikap buruk,” tuturnya.
Kata Fenny, di film ini ia cukup terinspirasi dengan sosok Prapti yang setia menunggu suami. Lalu diperlihatkan juga kalau disetiap seorang istri memiliki masalah, dia butuh sosok suami.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News