Gerak Cepat Kemanusiaan: Rusdi Masse Bangunkan Rumah untuk Keluarga di Gubuk Reyot di Sidrap

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Pilu, sebuah keluarga di Sidrap terpaksa hidup di gubuk panggung, tanpa penerangan listrik.
Kondisi yang terekam dalam video ini menggambarkan betapa kerasnya hidup yang mereka jalani.
Melihat kabar ini beredar di media sosial, Rusdi Masse yang dikenal dengan gerakan politik kemanusiaannya tak tinggal diam. RMS langsung bergerak.”
Suami dari Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi ini pun memerintahkan timnya turun ke lokasi, meninjau langsung keadaan keluarga yang bertahan di rumah reyot tanpa cahaya. Semua dilakukan cepat, tanpa protokol, tanpa menunggu laporan resmi.
Dari video yang beredar, melalui sambungan video call, Rusdi Masse berbicara langsung dengan keluarga itu.
“Ada kepedihan, ada harapan. Di momen itu, Bapak RMS (Rusdi Masse) menyampaikan komitmennya, sementara, ia akan membangunkan rumah layak huni untuk mereka,” kata Andi Hindi dari RMS Community.
Begitulah sosok RMS dengan gaya politik kemanusiaan. Bekerja bukan karena sorotan kamera, tapi karena kemanusiaan memanggil.
Asal diketahui, sebuah video viral memperlihatkan kisah pilu satu keluarga di Kelurahan Biloka, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, yang diketahui tinggal di sebuah gubuk reyot tanpa penerangan listrik. Keluarga tersebut terdiri dari pasangan suami istri, Amir dan Asia, bersama anaknya.
Mereka menghuni gubuk panggung berukuran sekitar 3×3 meter yang dibangun dari beragam bahan bekas, terutama pada bagian atap. Kondisi bangunan sangat memprihatinkan sempit, gelap, dan tidak memiliki ruang penyimpanan layak. Seluruh pakaian keluarga itu hanya ditumpuk di sudut ruangan karena keterbatasan tempat.
Lebih memprihatinkan lagi, rumah sederhana tersebut tak pernah tersentuh aliran listrik sejak pertama kali ditempati.
Meski demikian, keluarga ini tercatat telah menerima bantuan non-tunai dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.
Sehari-hari, keduanya bekerja sebagai penggarap kebun milik majikan. Penghasilan mereka baru diperoleh setelah tanaman yang dirawat berhasil panen dan dijual, sehingga pendapatan tidak menentu.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News