Kontrak LG Disetop dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik Indonesia, Bagini Kata Bahlil

HARIAN.NEWS, JAKARTA – LG Energy Solution (LGES) dilaporkan telah menarik investasinya senilai USD 9,8 miliar dari megaproyek pengembangan rantai pasok baterai EV terintegrasi, mulai dari pertambangan, pabrik nickel matte, prekursor, katoda, anoda, sel baterai, hingga daur ulang baterai yang terbagi menjadi 4 joint venture (JV).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengatakan dalam hal ini LGES atau LG bukan memilih mundur dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Tetapi, pemerintah melakukan terminasi atau penghentian kontrak LG.
“LG itu sekarang posisinya bukan keluar, memang kita terminasi. Kenapa kita terminasi? Karena dari komitmen yang sudah disepakati dalam MoU itu belum dilaksanakan,” jelasnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, dikutip Sabtu (24/5/2025).
Dari total komitmen investasi LG di ekosistem baterai Indonesia sebesar USD 9,8 miliar, Bahlil menyebut baru terealisasi sebesar USD 1,2 miliar. Oleh sebab itu, pemerintah menghentikan kontraknya dan digantikan oleh Zhejiang Huayou Cobalt.
“Karena dia tidak lanjutkan, maka yang menggantikan posisinya adalah Huayou. Kemarin sudah putus di ratas (rapat terbatas), dan di Januari itu saya mengeluarkan surat untuk terminasi terhadap LG,” kata Bahlil.
Menteri Investasi/Kepala BKPM dan Hilirisasi Rosan Roeslani menambahkan, mitra baru yang menggantikan posisi LG, yakni Huayou telah memiliki beberapa investasi di sektor hilirisasi nikel Indonesia.
Adapun penggantian dari LG ke Hauyou, kata Rosan, telah diputuskan berdasarkan surat tertanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada pimpinan LG Chem dan LGES, setelah negosiasi yang berlangsung cukup alot selama 5 tahun ke belakang.
“Surat itu dikeluarkan karena memang dari Huayou itu berminat untuk berinvestasi, karena mereka teknologinya juga sudah ada dan mereka hanya me-replace atau menggantikan posisi dari LG,” ungkap Rosan.
Dengan demikian, Rosan memastikan total investasi proyek ekosistem baterai EV sebesar USD 9,8 miliar tersebut tidak berubah dan akan tetap berjalan dengan mitra baru bersama PT Antam (Persero) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Baca berita lainnya Harian.news di Google News