HARIAN.NEWS, JAKARTA – Ramadan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ajang latihan mengendalikan diri dan memperbaiki moral.
Selama sebulan penuh, umat Islam diajak untuk menapaki jalan ketakwaan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Baca Juga : Momen Silaturahmi Idulfitri, IPPK Prov Sulsel Gelar Halal Bihalal
Ayat ini menegaskan bahwa puasa bukanlah ibadah baru. Umat-umat terdahulu pun telah menjalankannya dengan berbagai bentuk.
Namun, Islam kemudian menyempurnakan konsep puasa, bukan hanya sebagai ritual fisik, tetapi juga sebagai latihan spiritual.
Puasa: Lebih dari Sekadar Menahan Lapar
Baca Juga : Puasa Sunah Syawal bagi Istri: Harus Izin Suami, Kenapa?
Di era modern yang penuh distraksi, Ramadan menjadi momentum untuk melakukan “detoksifikasi” diri. Bukan hanya tubuh yang dibersihkan dari racun, tetapi hati dan pikiran juga dibersihkan dari sifat buruk seperti amarah, dengki, dan ghibah.
Ini selaras dengan ajaran bahwa puasa sejati tidak hanya menahan lapar, tetapi juga menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mengotori hati.
“Puasa itu bukan hanya soal tidak makan dan minum, tetapi bagaimana kita bisa menahan diri dari segala bentuk keburukan. Ramadan ini ibarat pusat pelatihan bagi jiwa agar lebih bersih dan terkendali,” ujar Ustaz Andy Satria, dai muda Sulsel.
Baca Juga : Cara Puasa Syawal 1446 H yang Benar, Niat dan Waktu Pelaksanaan
Memaafkan: Pelajaran Berharga di Bulan Ramadan
Selain hubungan dengan Allah (hablun minallah), Ramadan juga mengajarkan pentingnya hubungan baik dengan sesama (hablun minannas). Salah satu doa yang sering dilantunkan di bulan ini adalah:
Baca berita lainnya Harian.news di Google News