PPA Series Patah untuk Bertumbuh, Coach Sonny Berbagi Cara Pulih dari Traumatic Life Event

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – PPA Institute melalui PPALC Makassar di bulan Mei secara khusus menghadirkan PPA Series dengan tema Patah untuk Bertumbuh. Event half day yang digelar pada Sabtu (25/5/2025) di Hotel Claro ini menghadirkan Coach Sonny Abi Kim sebagai pembicara.
Mengawali materinya, coach Sonny yang juga seorang penulis ini menjelaskan tentang bunga dandelion yang menjadi gambar utama dari backgroud acara tersebut.
“Bunga Dandelion ini unik, meski mudah patah namun ketika patah bunga ini akan tumbuh kembali, selain itu patahannya juga akan menumbuhkan, ini salah satu ayat qauniyah yang sangat dekat dengan kehidupan kita,” ujar Coach Sonny.
Coach Sonny melanjutkan, dalam kehidupan manusia sering kali menghadapi traumatic life event atau masa sulit atau masalah krisis, yang Ia kelompokkan dalam tiga kategori:
- Post traumatic stress disorde: Yaitu jatuh dan tak mampu bangkit lagi
- Recover to normal: Adaptif atau mampu kembali lagi ke titik normal
- Post traumatic growth: Yaitu mampu bangkit, bertumbuh, jauh lebih baik dari sebelum jatuh
“Dari 3 hal ini, kebanyak dari kita ada di poin 2, namun tidak sedikit yang juga tidak mampu bangkit. Tentu yang kita inginkan adalah ada di posisi 3, meski patah namun kita bisa bangkit dengan lebih baik,” ujarnya.
Untuk berada di poin 3 tersebut, Coach Sonny membagikan 3 kaidah penting dalam menghadapi masa traumatic life event yang menjadi fitrah bagi semua manusia:
I. MENGAKU
“Pintu gerbang awal dari pemulihan jiwa adalah mengaku, tidak akan sembuh orang sakit jika tidak mengaku sakit, begitu juga kondisi jiwa kita, kita tidak akan bisa pulih dari segala rasa kecewa dan sakit jika kita tidak mengakui itu,” ujarnya.
Dalam menghadapi luka, lanjut Sonny, ada orang yang memilih memendam luka, ada juga yang mengabaikan luka tersebut atau memilih melarikan diri dari luka atau kondisi buruk yang terjadi.
“Ada juga yang mengekspresikannya dengan cara tidak jernih, ada unsur deskruptif di sini. Lantas apa yang benar? Yang benar adalah mengakuinya, tidak lari, tidak abai, tapi mengakui kondisi kita dengan sadar,” katanya di hadapan ratusan peserta yang memenuhi ruangan Mahony 2 Claro Hotel.
II. MENGADU
“Saat kita patah adalah saat yang paling tepat untuk mengadu, mengadu kepada Allah. Bukankah soal sendal putus pun Nabi SAW mengajarkan kita untuk mengadu kepada Allah,” ujar trainer PPA itu.
Dalam sikap kedua ini, Sonny menekankan kunci heartful prayer dalam menghadapi masalah.
“Akui dan adukan dalam doa, sebab kita punya Allah,” katanya.
III. MEMILIH KENDALI DIRI
Di poin ketiga dalam menghadapi masa traumatic life event, adalah dengan memilih kendali diri. Sonny menjelaskan dalam kehidupan, ada hal-hal yang nyata dalam kendali manusia, dan ada juga yang tidak.
“Misalnya dilahirkan sebagai laki-laki, dilahirkan berhidung mancung, itu semua di luar kendali kita,” ujarnya.
“Maka berfokuslah apa yang ada dalam kendali kita, jangan sibuk menyesali dan mengurus apa yang bukan dalam kendali kita, kita akan stress, misalnya dalam masalah rezeki. Rezeki itu di luar kendali kita, yang dalam kendali kita adalah berikhtiar sebaik mungkin, soal hasil di tangan Allah,” jelasnya.
Ia menambahkan, kunci jika ingin tumbuh setelah patah adalah dengan menghadirkan motivasi terbaik dalam hidup.
“Dan motif terbaik dan terbesar seseorang adalah ingin disayang sama Allah, jangan pernah lupa berdoa agar minta disayang sama Allah, karena jika sudah disayang Allah akan memberikan semua apa yang kita butuhkan,” ujarnya.
“Untuk itu, mari berdamai untuk sesuatu yang tidak bisa kita ubah, dan berani mengubah sesuatu yang memang bisa diubah, dan tentunya bijaksana membedakan di antara keduanya,” ujar Sonny menutup materinya.
Event Patah untuk Bertumbuh ini, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab yang menambah kesan deep talk antara pemateri dan peserta yang hadir.
Penanggung Jawab PPALC Makassar, Aliah menambahkan, event Patah untuk Bertumbuh tersebut dihadirkan PPA Institute sebagai salah satu ruang teduh untuk kembali belajar dan merenung agar bisa bertumbuh dari luka dan permasalahan yang sering kali kita alami.
“Bisa jadi dari semua patah yang Allah hadirkan dalam hidup kita, adalah panggilan kasih sayang Allah agar kita kembali mengingatNya. Dan itu tadi, kembali mengaku kepada Allah, mengadu sebagai hamba,” ujar Aliah.
Sebagai informasi, PPALC Makassar setiap bulannya rutin menghadirkan kelas-kelas spiritual yang bernafaskan nilai-nilai Islam.
Adapun event terdekat pada Juni nantinya, PPALC Makassar akan menghadirkan kelas Spiritual Motherhood, kelas khusus bagi wanita yang ingin mengelola dan menyembuhkan luka, mulai dari luka masa lalu karena pengasuhan, batin atau luka-luka buruk lainnya.
PENULIS: ND
Baca berita lainnya Harian.news di Google News