Program Studi Gender dan Pembangunan Unhas Dorong Peran Perempuan dalam Isu Lingkungan
HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Program Studi Gender dan Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Webinar Nasional bertajuk “Membangun Kesadaran Ekologis untuk Masa Depan Berkelanjutan”.
Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan Smart Class lantai 1 Sekolah Pascasarjana Unhas, Kamis (23/01/2024). Acara tersebut bertujuan untuk membahas strategi pelibatan perempuan dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam isu lingkungan.
Ketua Program Studi Gender dan Pembangunan, Prof. Nursini mengatakan, diskusi ini sangat penting, karena tren jumlah penduduk perempuan dan laki-laki hampir seimbang.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama untuk mewujudkan kesetaraan gender di tahun 2030 sesuai dengan komitmen global,” ungkapnya.
Prof. Nursini menekankan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan, akses air bersih, dan keberlanjutan lingkungan.
“Perempuan di berbagai daerah sering bergantung pada hasil hutan seperti tanaman obat dan sayuran. Ketika kerusakan lingkungan terjadi, mereka adalah kelompok yang paling terdampak secara ekonomi dan sosial,” ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Winarni Monoarfa, Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang SDGs dan Kebijakan Energi yang menjadi pembicara pada webinar tersebut menjelaskan bahwa tujuan kelima dari 17 Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kesetaraan gender.

Prof. Winarni Monoarfa, Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang SDGs dan Kebijakan Energi (kanan) dan Ketua Program Studi Gender dan Pembangunan, Prof. Nursini (Kiri)
Hal ini memerlukan keterlibatan perempuan secara maksimal dalam berbagai sektor, terutama yang terkait dengan kebijakan lingkungan.
“Program studi Gender dan Pembangunan hadir untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kapabel dalam menyusun strategi dan kebijakan yang meningkatkan peran perempuan,” tambahnya.
Diskusi ini juga menyoroti dampak pembangunan di sektor kehutanan dan lingkungan, seperti penambangan dan deforestasi.
“Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa kewenangan pengelolaan kehutanan berada di tingkat provinsi. Namun, hal ini perlu terus diliterasi agar kebijakan yang diambil tidak merugikan perempuan,” jelas Prof. Winarni.
Kegiatan ini juga menggarisbawahi peran perempuan dalam mendukung program nasional seperti pengelolaan air bersih, inisiatif energi terbarukan, dan ketahanan pangan.
“Sebagai tulang punggung rumah tangga, perempuan memiliki kepentingan besar dalam keberlanjutan sumber daya ini. Kesadaran ekologis harus dimulai dari mereka,” tambah Prof. Winarni.
Melalui webinar ini, para peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, dan praktisi diajak untuk berdiskusi secara mendalam mengenai tantangan dan solusi dalam melibatkan perempuan pada sektor pembangunan berkelanjutan.
“Kesadaran ekologis harus menjadi bagian dari kebijakan pembangunan. Peran aktif perempuan dapat menjadi katalisator perubahan, terutama dalam menghadapi krisis lingkungan global,” tutup Prof. Nursini.
Webinar ini menjadi bukti nyata komitmen Unhas untuk mendukung kesetaraan gender dan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan akademis yang inovatif.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News