Regulasi Korup: Siapa Bermain di Balik Bandara Misterius Morowali?

Regulasi Korup: Siapa Bermain di Balik Bandara Misterius Morowali?

HARIAN.NEWS,MAKASSAR – Kisruh regulasi kembali mencuat setelah publik menyoroti bandara di Kawasan Industri Morowali yang disebut-sebut belum mengantongi izin lengkap.

Proyek yang semestinya melalui jalur hukum yang ketat ini justru meninggalkan jejak pertanyaan, bagaimana sebuah fasilitas vital bisa muncul lebih cepat dari proses perizinannya?

Siapa yang menggerakkan mesin percepatan ini? Dan mengapa masyarakat tidak pernah diberi ruang untuk mengetahui detailnya?

Kasus ini kembali menegaskan satu hal, celah regulasi adalah pintu masuk paling empuk bagi kepentingan yang tak transparan.

Ketika aturan dapat dinegosiasikan, ketika izin bisa “diurus” tanpa keterbukaan, dan ketika pengawasan tidak berjalan, publik selalu menjadi pihak yang paling dirugikan.

Pengamat kebijakan publik menyebut bahwa fenomena seperti ini bukan kejadian tunggal. Ada beberapa pola yang hampir selalu muncul, pola lama yang terus berulang.

Dalam banyak kasus, proyek besar di daerah industri bisa bergerak lebih cepat daripada dokumen legalnya. Penyebabnya beragam, mulai dari lemahnya koordinasi antar-kantor hingga dorongan investor yang menginginkan percepatan tanpa menunggu persetujuan final.

Akhirnya, proyek berjalan dulu, legalitas menyusul belakangan. Perizinan tidak sinkron.
Regulasi yang seharusnya dibahas secara terbuka justru sering digodok di ruang tertutup.

Ketika masyarakat tidak dilibatkan, potensi penyimpangan sulit dideteksi. Transparansi yang minim ini menciptakan ruang gelap yang memungkinkan keputusan penting dibuat tanpa pengawasan.

Banyak pakar menyebut birokrasi kita rumit, namun ironisnya justru kerumitan itu sering dimanfaatkan. Prosedur panjang membuka ruang kompromi dan di sinilah praktik tidak sehat bisa masuk. Ketika satu celah terbuka, celah lain mengikuti. Kompleksitas birokrasi yang “bisa dinegosikan”.

Daerah seperti Morowali mengalami pertumbuhan pesat berkat industri berat. Namun ketergantungan ini sering membuat pemerintah daerah berada dalam posisi serba sulit, di satu sisi ingin menegakkan aturan, di sisi lain menghadapi tekanan ekonomi agar proyek tidak tertunda.

Di titik inilah integritas diuji. kasus Bandara Morowali, terlepas dari siapa yang mengerjakan dan bagaimana prosesnya berlangsung, mengirim pesan tegas bahwa publik sudah semakin peka terhadap pola permainan dibalik regulasi. Pertanyaan yang sekarang menggantung adalah, apakah pemerintah siap mengurai simpul masalah ini?

Atau, seperti banyak kasus lain sebelumnya, semuanya akan berhenti di level kehebohan tanpa pembenahan yang nyata?. Semakin pemerintah menunda transparansi, semakin besar kecurigaan publik.

Dan ketika kepercayaan publik luruh, seluruh bangunan pemerintahan ikut terguncang. ***

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Penulis : IGA KUMARIMURTI DIWIA (PEMRED HARIAN.NEWS)