Sholawat Kebangsaan Perisai Syarikat Islam: Doa Damai untuk Indonesia di Tengah Gejolak

Sholawat Kebangsaan Perisai Syarikat Islam: Doa Damai untuk Indonesia di Tengah Gejolak

HARIAN.NEWS, JAKARTA – Di tengah dinamika bangsa pasca sejumlah gejolak sosial, Organisasi Perisai Syarikat Islam menggelar Sholawat Kebangsaan bertajuk “Merawat Persatuan, Menjaga Kedamaian untuk Tanah Air Tercinta Indonesia Raya”. Acara berlangsung khidmat di PP Perisai Syarikat Islam, Jalan Taman Amir Hamzah No. 2, Jakarta Pusat, Kamis (4/9).

Hadir dalam kesempatan tersebut Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Prof. Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H., Ketua Umum Perisai Syarikat Islam Aditya Yusma, Sekjen Muhamad Nur, Ketua DPW DKI Jakarta Bang Said, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco, serta jajaran ulama, mahasiswa, pengemudi ojek online, hingga tokoh masyarakat.

Doa untuk Indonesia Damai

Ketua Umum Perisai Syarikat Islam, Aditya Yusma, menegaskan bahwa momentum Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar ritual, melainkan panggilan untuk mengumandangkan doa dan dzikir bagi bangsa.

“Semangat memperingati Maulid adalah semangat perdamaian. Mari kita kumandangkan zikir dan doa untuk Indonesia damai, Indonesia pulih, dan Indonesia terjaga,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya introspeksi bersama, termasuk dukungan terhadap kepemimpinan nasional.
“Manusia tidak luput dari salah, bahkan seorang presiden sekalipun. Mari kita saling menjaga bangsa ini bersama Presiden Prabowo untuk Indonesia bangkit,” tegas Aditya.

Seruan Jaga Persatuan

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, menambahkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.
“Sudah puluhan tahun kita hidup damai. Jangan mau diadu domba. Mari kita jaga persatuan, kebersamaan, dan Pancasila sebagai satu-satunya dasar negara,” ucapnya.

Hamdan Zoelva: Unjuk Rasa Harus Beradab

Presiden LT Syarikat Islam, Prof. Dr. Hamdan Zoelva, turut menyoroti maraknya aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh.
“Unjuk rasa itu tidak ada larangan, tapi harus dilakukan dengan beradab. Kita bangsa yang beradab, jangan sampai merusak. Mau seratus ribu atau sejuta orang turun, tidak apa-apa asal damai,” tegasnya.

Hamdan mengingatkan kembali sejarah kelam bangsa pada 1998–1999, ketika kerusuhan besar membuat pembangunan nasional mandek bertahun-tahun.
“Kalau terus terjadi pengrusakan, pembangunan akan berhenti. Padahal membangun negeri ini butuh persatuan, bukan perpecahan,” tandasnya.

Menutup pesannya, ia mengajak masyarakat meneladani akhlak Rasulullah SAW.
“Rasulullah sejak muda sudah menjadi pebisnis sukses karena jujur dan amanah. Itulah kunci membangun bangsa. Tidak hanya pejabat, rakyat kecil pun bisa berperan,” ujar Hamdan.

Pesan Kedamaian dari Sholawat

Sholawat Kebangsaan Perisai Syarikat Islam ini menjadi lebih dari sekadar peringatan Maulid Nabi. Ia menjelma ikhtiar spiritual bersama untuk merawat persatuan bangsa. Di tengah luka akibat gejolak sosial, gema doa dan sholawat mengingatkan bahwa jalan menuju Indonesia pulih hanya bisa ditempuh melalui damai, rukun, dan persaudaraan.

 

Baca berita lainnya Harian.news di Google News