Singgung Pemimpin Golkar Sulsel, Idrus Marham: Kalau tak ada Prestasi, Jangan Minta Penghargaan!

Singgung Pemimpin Golkar Sulsel, Idrus Marham: Kalau tak ada Prestasi, Jangan Minta Penghargaan!

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, melontarkan kritik tajam terhadap kondisi internal Golkar, khususnya yang memegang tanduk kepemimpinan Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini. Diketahui, Golkar Sulsel dipimpin oleh Taufan Pawe.

Idrus menilai, keberhasilan partai bukan semata ditentukan oleh kekuasaan, tapi oleh ideologi, sistem, dan kepemimpinan yang kuat dan terukur.

“Golkar itu kuat karena tiga hal ideologi, sistem, dan kepemimpinan. Kalau itu dijalankan, pasti ada prestasi. Tapi kalau tidak ada prestasi, ya jangan minta penghargaan. Yang ada seharusnya sanksi, bukan hadiah,” ujar Idrus, saat ditemui di Makassar, Kamis (10/4/2025).

Menurutnya, kepengurusan Golkar saat ini perlu dievaluasi secara jujur. Ia menyoroti sejumlah kasus, seperti ketua DPRD yang kehilangan jabatan, hingga kepengurusan Golkar di beberapa daerah yang kosong atau tidak berjalan aktif.

“Contohnya di Gowa, siapa sekarang yang pimpin? Banyak hal yang harus kita lihat secara jernih. Ini soal kejujuran. Siapa yang paling tepat memimpin? Kalau memang tidak mampu, ya harus legawa. Serahkan ke proses yang ada,” tegas mantan Menteri Sosial RI itu.

Idrus juga menolak praktik ‘politik peliharaan’, di mana seseorang tetap dipertahankan di posisi tertentu karena ada ‘backup’ atau perlindungan politik dari tokoh tertentu. Ia menyebut model seperti ini tidak bisa menjamin prestasi.

“Kalau ada tokoh yang dipelihara karena dibackup si A atau si B, itu berbahaya. DPD-DPD di bawah seharusnya tidak ikut dalam gerbong itu. Kalau memang mau membesarkan Golkar, kita harus berani berontak terhadap praktik seperti itu,” ucapnya tegas.

Lebih lanjut, Idrus menyoroti perubahan peta politik Sulsel yang kini tidak lagi menjadi lumbung suara Golkar seperti dulu. Ia menyebut NasDem sebagai partai yang kini menggerus dominasi Golkar di wilayah tersebut.

“Kita harus jawab tantangan ini dengan kepemimpinan yang ofensif, bukan defensif. Harus ada visi, ide, dan gagasan kuat yang dituangkan dalam program nyata,” ujarnya.

PENULIS: NURSINTA

Baca berita lainnya Harian.news di Google News