Tak Mesti Cepat, Jalur Laut Tetap Jadi Favorit: Pemudik Sebut Naik Kapal Lebih Seru

Tak Mesti Cepat, Jalur Laut Tetap Jadi Favorit: Pemudik Sebut Naik Kapal Lebih Seru

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Pelabuhan Makassar kembali dipadati pemudik yang hendak kembali ke kota asalnya guna merayakan Idulfitri di kampung halaman.

Pantaun Harian.News, pemudik banyak yang memilih datang lebih, bahkan ada yang telah datang lima jam lebih awal dari jam keberangkatan, guna menghindari antrean panjang di loket penukaran tiket.

Salah satunya adalah Aida Syakilawati (53), warga Jakarta yang baru pertama kali kembali ke Bone setelah 13 tahun.

“Suami saya orang Bone, tapi saya asli Jakarta. Kami ke Bone karena mertua meninggal, jadi sebulan lebih di sana,” ujarnya saat ditemui di Pelabuhan Makassar, Rabu (26/3/2025).

Setelah perjalanan panjang dari Bone sejak pagi, Aida dan suaminya bersiap menaiki kapal KM Labobar yang akan membawanya ke Jakarta.

Berbeda dengan kebanyakan orang yang memilih perjalanan udara karena lebih cepat, Aida justru menikmati perjalanan laut yang memakan waktu tiga hari.

“Kalau pesawat kan cepat, cuma dua jam, gak ada pengalamannya. Kalau kapal laut lebih seru, bisa kenalan dengan banyak orang,” ungkapnya.

Perjalanan menggunakan kapal laut bukan hal baru bagi Aida. Sejak dulu, ia memang lebih menyukai moda transportasi ini.

“Dari dulu suka naik kapal. Pernah sekali naik pesawat, tapi gak berasa. Cuma dua jam langsung sampai,” katanya sambil tersenyum.

Mudik kali ini nyaris tertunda karena kehabisan tiket untuk keberangkatan 18 Maret. Beruntung, Aida segera mendapatkan tiket untuk 26 Maret.

“Alhamdulillah masih ada tiket. Langsung buru-buru booking biar gak kehabisan lagi,” katanya.

Setibanya di Pelabuhan Makassar, Aida dan suaminya harus menunggu berjam-jam sebelum naik ke kapal yang berangkat pukul 20.00 WITA.

Selama di kapal, Aida mengaku tidak mengalami kendala berarti. Justru, perjalanan panjang ini menjadi momen berbagi dan bertemu banyak teman baru.

“Gak ada pengalaman buruk sih, malah banyak yang tolong-menolong. Kalau ada makanan lebih, kita bagi-bagi,” tuturnya.

Namun, ada satu hal yang menurutnya kurang memuaskan, yaitu makanan di kapal.

“Semuanya oke, cuma makanannya aja gak cocok di lidah. Makanya kami bawa sendiri dari rumah,” tambahnya.

Dalam perjalanan ini, Aida hanya ditemani suaminya. Anak-anak mereka tidak bisa ikut karena pekerjaan, sementara cucu-cucu mereka masih bersekolah.

“Tahun ini mudiknya berdua saja. Insyaallah kalau ada rejeki lagi, mungkin bisa lebih lama di kampung,” katanya.

Aida diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 29 Maret subuh. Setibanya di sana, ia langsung menukar tiket untuk perjalanan berikutnya.

“Pokoknya naik kapal laut itu seru. Walaupun lama, tapi lebih banyak pengalaman yang bisa dirasakan,” pungkasnya.

PENULIS: NURSINTA

Baca berita lainnya Harian.news di Google News