Talkshow Pemilu, Pengamat Sebut Masyarakat Banyak Pragmatis: Sulit Bedakan Sumbangan dan Money Politik

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin Hasrullah, menilai 60 persen pemilih Indonesia khususnya Sulawesi Selatan (Sulsel) masih berpikir pragmatis.
Hal tersebut diungkap Hasrullah saat menjadi pemateri di Talkshow Pemilu, di cafe Plazgozz, kota Makassar, Selasa (6/2/2024).
Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara sumbangan dan money politik alias politik uang.
“Dan itu biasanya didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah atau tidak tamat sekolah dasar (SD), dan mereka itulah yang masuk kelompok pemilih pragmatis,” ungkapnya.
Karena kondisi tersebut, maka tim dan peserta pemilu, ada yang menyumbang kebutuhan pokok, seperti beras, gula dan minyak goreng.
“Karena memang mereka mau belanja juga, sehingga jadi pragmatis. Itu juga terjadi karena pendidikan poitik dan demokrasi yang masik minim,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hasrullah menegaskan, pemilih yang pragmatis ini bisa mengakibatkan partisipasi jumlah pemilih menurun.
“Mereka menerima semua sumbangan dari caleg, tim capres dan lainnya, dan akhirnya saat masuk ke bilik suara, semua dicoblos,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Sulsel dari Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Hasruddin Husain mengatakan, untuk Pemilu 2024 ini, KPU Sulsel menargetkan partisipasi pemilih mencapai angka 80 persen.
Hasruddin juga optimistis bisa mencapai angka terebut, lantaran telah banyak cara sosialisasi yang dilakukan KPU untuk menggaet pemilih, khususnya pemula dan milenial yang jumlahnya banyak.
“Ya tentu kami sudah berkoordinasi dan punya pola pendekatan tersendiri pada pmilu, dan itu sudah terintegrasi juga dengan KPU pusat,” tutupnya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
Penulis : NURSINTA