Wali Kota Makassar Dukung SPMB Berbasis Domisili, Dinilai Lebih Adil

Wali Kota Makassar Dukung SPMB Berbasis Domisili, Dinilai Lebih Adil

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, menyambut baik perubahan sistem penerimaan siswa baru dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) berbasis domisili. Menurutnya, sistem ini lebih adil bagi masyarakat dan mengurangi ketimpangan akses pendidikan.

Danny Pomanto mengungkapkan, konsep domisili sebenarnya bukan hal baru di Makassar. Sebelum kebijakan ini diterapkan secara nasional, jalur domisili sudah diterapkan dalam PPDB di Makassar dan terbukti minim permasalahan.

“Sistem domisili memang sudah kita jalankan sebelumnya. Banyak masyarakat yang protes karena tinggal dekat sekolah tapi anaknya tidak diterima. Dengan sistem ini, mereka punya kesempatan lebih besar,” ujar Danny, Senin (3/2/2025).

SPMB Berbasis Domisili vs. Zonasi

Danny Pomanto menyoroti kelemahan sistem zonasi yang kerap membuat siswa memilih sekolah favorit meskipun jaraknya jauh. Hal ini sering kali menghambat anak-anak yang berdomisili dekat dengan sekolah untuk mendapatkan kursi.

“Yang sering melanggar justru mereka yang punya kemampuan lebih, karena ingin masuk sekolah favorit,” katanya.

Ia menegaskan bahwa dengan sistem domisili, semua sekolah harus memiliki kualitas yang setara agar tidak ada ketimpangan.

“Jika ada sekolah yang tertinggal, itu yang jadi masalah. Semua sekolah harus bisa jadi favorit,” tambahnya.

Meski mendukung kebijakan ini, Danny Pomanto mengakui masih ada tantangan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah praktik pindah domisili sementara demi mendapatkan akses ke sekolah tertentu. Namun, ia memastikan Makassar telah mengatasi permasalahan ini sejak beberapa tahun terakhir.

“Dulu ada yang pindah domisili hanya setahun, masuk ke Kartu Keluarga orang lain demi sekolah favorit. Sekarang itu sudah tidak ada lagi,” jelasnya.

Danny Pomanto optimis kebijakan ini bisa menjadi solusi yang lebih baik bagi masyarakat, meskipun tetap membutuhkan evaluasi dalam implementasinya.

“Saya kira ini solusi yang menarik dan layak dicoba,” tutupnya.

Penulis: Nursinta 

Baca berita lainnya Harian.news di Google News