HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel Hasbullah, membeberkan hasil survei yang dirilis lembaga survei yang mengukur indeks demokratis negara-negara yang menganut demokrasi. Hasilnya adalah indeks demokratis di Indonesia menurun.
“DIa mengukur semua negara demokrasi, yang hasilnya indeks demokrasi di Indonesia menurun,” ujar Hasbullah saat sambutan di kegiatan bertajuk ‘Bincang Santai bersama Media Online, Cetak, dan Radio’ di Red Corner Cafe, Kamis (14/12/2023).
Hasbullah menjelaskan ada lima variabel yang diukur lembaga survei ini, pertama itu proses pemilu dan pluralisme memerlukan kemampuan untuk menerima perbedaan.
Baca Juga : Stabilkan Harga Beras, Pemerintah Terus Operasi Pasar dan Perketat Pengawasan di Lapangan
“Jadi, yang perlu ditekankan dalam konsep pluralisme adalah kesediaan dan kemampuan berdampingan, di Indonesia tingkat pluralisme poinnya 7,9 persen,” katanya.
Kedua fungsi pemerintahan, mendapat poin 7,1 persen, angka ini dikarena budaya korupsi dan birokrasi ya g menjadi persoalan salah satu contohnya.
“Hal ini bisa kita konfirmasi dari kemampuan negara mengelola covid,” katanya.
Baca Juga : Setahun Kabinet Prabowo–Gibran, Publik Nilai Mentan Amran Nomor Dua Terbaik
Lanjutnya, yang ketiga partispasi politik mendapat angka yang rendah di 6,1 persen hal ini disebabkan kelompok sipil tidak terlalu kuat atau keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu cukup rendah.
“Empat budaya politik, hal yang sifatnya issue masih menggeliat menarik untuk konteks pemilu, sudah mulai ditinggal,” katanya.
Kelima kebebasan politik, menempati angka 5,1 persen se-Asean.
Baca Juga : Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan
“Untuk proses pemilu nilainya tinggi dan pluralisme. Meskipun ada yang mendesain fundamental,” kata Hasbullah.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
