Kesalahan Interpretasi

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Kesalahan interpretasi adalah ketika seseorang salah memahami atau menafsirkan informasi, sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat atau keliru yang akan menyesatkan.
Ini bisa terjadi karena kurangnya informasi yang lengkap, membuat pandangan tidak obyektif dan bias.
Dalam konteks penerima bantuan sosial disyaratkan harus ikut KB atau Vasektomi. Namun yang menjadi persoalan jika kebijakan dikaitkan dengan agama, kesalahan interpretasi menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat.
Prinsip banyak anak banyak rezeki tidak konektif dengan program pemerintah mensejahterakan rakyat. Mereka tidak mau ber KB, terus saja bereproduksi.
Persoalan rezeki adalah hak prerogatif tuhan. Sehingga kebijakan pemberi bantuan sudah saatnya lebih keras mengupayakan setiap melahirkan kebijakan, menghargai keanekaragaman masyarakat demi memenuhi kebutuhan mereka yang beragam.
Fenomena yang terjadi seringkali menimbulkan friksi ditengah upaya mengentaskan kemiskinan ekstrim di berbagai wilayah. Sehingga taraf hidup begitu-begitu saja.
Pengembangan kebijakan berbasis bukti kongkrit menjadi keharusan diterapkan demi orang banyak. Untuk meyakinkan kehidupan tidak tentang beranakpinak saja, dibarengi perekonomian yang mensejahterakan juga harus meningkat.
Kesalahan menterjemahkan pesan tidak dialami khalayak ramai saja, ada juga dari kalangan elit dan akademisi berseliweran membuat kebenaran-kebenaran baru, bahwa keyakinannya yang maha benar.
Disinilah letak persoalan mendasar ketidakpercayaan kepada pemerintah.
;
Tanpa sadar kesalahan demi kesalahan di negeri ini dijadikan alat memprovokasi oleh berbagai kepentingan. Apakah mereka dari bangsa sendiri atau bangsa lain.
Energi terkuras seolah ditujukan agar kemarahan, kebencian dipakai untuk membenci pemerintah. Mari merenung sejenak akan diapakan persoalan yang diciptakan sedemikian rupa tersebut.
Perang kepentingan, dimana kesalahan menginterpretasi ada didalamnya sebagai sampah menciptakan disharmonisasi. Boleh marah boleh kecewa tetapi tetap menjaga kedamaian.
Ubah mindset, negara kita negara yang besar, kekayaan alam melimpah mari dijaga dengan hati dan kecerdasan maksimal.
Terus suarakan, perjuangan belum usai memerangi berbagai bentuk pembusukan. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
Penulis : IGA KUMARIMURTI DIWIA (PEMRED HARIAN.NEWS)