Prabowo Puji Mentan Amran: Pemimpin Lapangan yang Bawa Revolusi Pertanian

HARIAN.NEWS, MAJALENGKA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas dedikasi luar biasa dalam mengawal ketahanan pangan nasional.
Menurut Presiden, Mentan Amran adalah sosok pejabat yang benar-benar hadir di tengah-tengah petani.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat menghadiri panen raya serentak yang digelar di 14 provinsi dan dipusatkan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
“Setiap saya cari Pak Amran, pasti beliau ada di sawah. Hari ini di Kalimantan, besok di Merauke, lusa di Lampung. Inilah contoh nyata menteri yang bekerja dengan hati dan turun langsung ke lapangan,” ungkap Prabowo di hadapan para petani.
Presiden menegaskan bahwa kerja keras dan langkah cepat Mentan Amran telah membuahkan hasil yang nyata. Salah satunya, peningkatan signifikan dalam produksi pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim dan dampak El Nino.
“Alhamdulillah, hasilnya mulai terlihat. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan niat tulus untuk rakyat, kita optimis menuju swasembada pangan yang berkelanjutan,” ucap Prabowo.
Mentan Amran: “Ini Revolusi Pertanian yang Nyata”
Menanggapi pujian Presiden, Mentan Andi Amran Sulaiman mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh pemerintah pusat terhadap sektor pertanian. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga petani di lapangan.
“Saat ini harga gabah telah mencapai Rp6.500 per kilogram. Petani kita senang, karena mereka merasakan langsung dampak dari kebijakan yang berpihak pada mereka,” ujar Amran.
Ia juga mengungkapkan bahwa berkat Instruksi Presiden (Inpres) terbaru, distribusi pupuk kini jauh lebih efisien. Jika sebelumnya proses distribusi harus melewati puluhan tanda tangan dari berbagai pejabat, kini pupuk langsung disalurkan dari Kementan ke produsen, lalu ke kelompok tani.
“Ini adalah revolusi pertanian yang nyata. Sederhana, cepat, dan tepat sasaran,” jelasnya.
Pompanisasi dan Serapan Gabah Naik Drastis
Salah satu program unggulan yang membawa dampak besar adalah pompanisasi. Amran menyebut, program ini mampu meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa hingga 2,8 juta ton, bahkan saat Indonesia menghadapi krisis iklim El Nino.
Tak hanya itu, serapan gabah oleh Perum Bulog pun mencetak rekor baru. Dari sebelumnya hanya 35 ribu ton, kini melonjak menjadi 800 ribu ton—naik lebih dari 2.000 persen.
“Semangat teman-teman di Bulog luar biasa. Banyak direksi yang rela menginap di kantor demi memastikan ketersediaan stok nasional,” ujarnya.
Karena peningkatan volume yang signifikan, Bulog bahkan harus menyewa tambahan gudang berkapasitas 750 ribu ton. Saat ini, stok beras nasional di gudang Bulog telah mencapai 2,4 juta ton dan diprediksi menembus 3 juta ton di akhir bulan—angka tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Menuju Lumbung Pangan Dunia
Mentan Amran menambahkan bahwa pemerintah juga tengah menggarap proyek besar normalisasi dan pembangunan irigasi seluas 2 juta hektare bersama Kementerian PUPR. Proyek ini dinilai strategis dalam mendukung ketahanan pangan jangka panjang.
“Kalau irigasi ini selesai, insyaallah ketahanan pangan kita akan kokoh. Indonesia bahkan bisa jadi lumbung pangan dunia,” tegasnya. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News