Aktivis Anti Korupsi Desak Polres Sinjai Transparan dalam Kasus “Ceklok”

Aktivis Anti Korupsi Desak Polres Sinjai Transparan dalam Kasus “Ceklok”

HARIAN.NEWS, SINJAI – Kasus dugaan korupsi pengadaan fingerprint atau absensi elektronik (Ceklok) di Dinas Pendidikan Sinjai kembali menjadi sorotan.

Aktivis anti korupsi geram lantaran penanganannya dinilai mandek, meski penyelidikan sudah berjalan sejak tahun lalu.

Nama mantan Pj Bupati Sinjai, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda), Andi Jefrianto Asapa, ikut terseret dalam pusaran kasus ini.

Namun, hingga Maret 2025, belum ada satu pun tersangka yang resmi ditetapkan, padahal ratusan bendahara sekolah sudah diperiksa.

Musadaq, seorang aktivis yang dikenal vokal dalam isu anti korupsi, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) agar transparan dan tidak berlarut-larut dalam menangani kasus ini.

“Kami ingin melihat keseriusan APH dalam menangani kasus ini. Jangan sampai ada kesan kasus ini dipetieskan hanya karena melibatkan nama besar. Jika ingin menjaga kepercayaan publik, polisi harus transparan!” tegas Musadaq, Rabu (12/3/2025).

Polres Sinjai Bungkam?

Upaya mendapatkan kejelasan dari pihak kepolisian pun tak membuahkan hasil. Saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, Kasatreskrim Polres Sinjai, AKP A. Rahmatullah, memilih bungkam.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Sinjai, IPTU Sahabuddin, juga enggan berkomentar banyak dengan alasan belum mendapat informasi terbaru dari tim Reskrim.

“Maaf, soal itu saya belum bisa berkomentar, karena belum ada update dari Reskrim,” ujarnya singkat.

Ironisnya, dalam konferensi pers Februari lalu, Polres Sinjai sempat menggebu-gebu menyatakan bahwa kasus ini dalam proses penyelesaian dan akan segera ada tersangka.

Saat itu, mereka mengakui sudah memeriksa 291 bendahara sekolah serta mantan Kadisdik, Andi Jefrianto Asapa.

Namun, semangat itu seakan meredup ketika wartawan menanyakan soal sosok berinisial “R”, yang disebut-sebut sebagai tangan kanan Andi Jefrianto saat menjabat Kadisdik. Alih-alih menjawab, Kasatreskrim justru langsung menyerahkan mikrofon ke Kanit Tipikor, seolah enggan memberikan keterangan lebih lanjut.

Publik Menunggu Kejelasan

Mandeknya kasus ini semakin memunculkan kecurigaan publik. Banyak yang bertanya-tanya, apakah ada upaya perlindungan terhadap nama-nama besar yang terseret? Ataukah ada faktor lain yang membuat kasus ini berjalan lambat?

Yang jelas, tekanan dari berbagai pihak terus menguat. Aktivis dan masyarakat Sinjai menunggu bukti nyata dari aparat penegak hukum—bukan sekadar janji.

Akankah kasus ini benar-benar diungkap tuntas, atau hanya menjadi salah satu dari sekian banyak kasus korupsi yang hilang ditelan waktu?

Masyarakat menunggu jawabannya. ***

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Halaman

Penulis : IRMAN BAGOES