Istilah Penting dalam Kurs Mata Uang Asing yang Harus Anda Ketahui

HARIAN.NEWS, JAKARTA – Pada malam hari tanggal 1 Februari 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita viral terkait nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah.
Informasi tersebut menyebutkan bahwa satu Dolar AS hanya setara dengan Rp 8.170,65, jauh lebih rendah dibandingkan kurs normal yang biasanya berkisar di angka Rp 16 ribuan per Dolar AS. Kabar ini langsung memicu kebingungan dan spekulasi luas di kalangan masyarakat.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, Google Indonesia akhirnya mengonfirmasi bahwa informasi tersebut tidak akurat. Kesalahan ini berasal dari data pihak ketiga yang digunakan dalam sistem pencarian mereka.
Data tersebut ternyata merupakan informasi lama dari tahun 2009, sehingga menampilkan nilai tukar yang tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Memahami Kurs Mata Uang Asing dan Istilah Penting
Agar lebih memahami fenomena ini, penting untuk mengetahui beberapa istilah dasar terkait kurs mata uang asing. Berikut penjelasannya:
1. Kurs Uang Kertas Asing (UKA)
Kurs UKA adalah nilai tukar yang digunakan dalam transaksi jual beli uang kertas asing seperti Dolar AS atau Yen Jepang.
Biasanya kurs ini diterapkan oleh money changer, bank, atau makelar valuta asing untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam menukar uang tunai.
– Kurs UKA Jual: Harga yang ditetapkan oleh pedagang valas saat menjual uang asing kepada pelanggan. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.759.
– Kurs UKA Beli: Harga yang digunakan saat pedagang valas membeli uang asing dari pelanggan. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 15.759.
– Kurs UKA Tengah: Rata-rata antara kurs jual dan kurs beli. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.259.
2. Kurs Transaksi
Kurs transaksi adalah nilai tukar yang digunakan dalam berbagai transaksi internasional, seperti transfer dana atau pembayaran lintas negara. Bank menetapkan kurs ini dengan mempertimbangkan nilai tukar yang berlaku di pasar.
– Kurs Transaksi Jual: Kurs yang dikenakan bank ketika menjual mata uang asing kepada nasabah. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.340.
– Kurs Transaksi Beli: Kurs yang diterapkan bank saat membeli mata uang asing dari nasabah. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.177.
– Kurs Transaksi Tengah: Rata-rata antara kurs transaksi jual dan kurs transaksi beli. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.259.
3. Kurs JISDOR
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) adalah kurs referensi USD/IDR yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berdasarkan transaksi antarbank di pasar valuta asing domestik.
JISDOR sering digunakan sebagai acuan dalam berbagai transaksi resmi dan pengambilan kebijakan moneter. Contohnya, 1 Dolar AS = Rp 16.312.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Dolar AS Terhadap Rupiah
Nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah tidak statis dan selalu berubah-ubah. Perubahan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk:
1. Neraca Pembayaran
Jika Indonesia mengalami defisit neraca pembayaran, permintaan terhadap Dolar AS meningkat, sehingga nilai Dolar menguat terhadap Rupiah. Sebaliknya, jika terjadi surplus, pasokan Dolar melimpah, membuat Rupiah cenderung menguat.
2. Inflasi
Inflasi yang tinggi melemahkan daya beli Rupiah, sementara inflasi yang terkendali membantu Rupiah tetap stabil atau bahkan menguat.
3. Suku Bunga
Suku bunga yang lebih tinggi di Indonesia dibandingkan di AS dapat menarik investor untuk menyimpan uang dalam Rupiah, sehingga permintaan terhadap Rupiah meningkat. Namun, jika suku bunga lebih rendah, investor akan beralih ke Dolar, melemahkan Rupiah.
4. Kebijakan Pemerintah dan Bank Sentral
Keputusan ekonomi seperti kebijakan investasi, pajak, atau intervensi Bank Indonesia di pasar valas sangat mempengaruhi stabilitas nilai tukar.
5. Utang Luar Negeri
Saat Indonesia menarik pinjaman luar negeri, pasokan Dolar bertambah, sehingga Rupiah menguat. Namun, saat harus membayar utang dalam Dolar, permintaan terhadap mata uang ini meningkat, melemahkan Rupiah.
6. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Ketidakstabilan politik atau kondisi ekonomi yang buruk dapat membuat investor menarik dananya dari Indonesia, melemahkan Rupiah. Sebaliknya, kondisi yang stabil dan prospektif membuat Rupiah lebih kuat.
7. Sentimen Pasar dan Ekspektasi
Persepsi investor terhadap kondisi ekonomi masa depan sangat mempengaruhi nilai tukar. Jika ada kekhawatiran tentang resesi atau krisis, Dolar cenderung menguat karena dianggap sebagai mata uang aman.
8. Permintaan dan Penawaran Kredit Valas
Jika banyak perusahaan membutuhkan pinjaman dalam Dolar, permintaan terhadap mata uang ini meningkat, melemahkan Rupiah. Namun, jika Dolar banyak beredar di pasar, Rupiah bisa menguat.
9. Faktor Teknis dan Spekulasi
Pergerakan nilai tukar juga bisa dipengaruhi oleh analisis teknikal dan pola perdagangan yang dilakukan oleh bank, perusahaan, atau spekulan di pasar valas.
Meskipun kabar tentang nilai tukar Dolar AS Rp 8.170,65 sempat menghebohkan publik, fakta menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak akurat.
Kesalahan ini berasal dari data lama yang tidak relevan dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya sepenuhnya.
Pemahaman tentang kurs mata uang asing dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar juga menjadi kunci untuk menghindari kebingungan di masa mendatang.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang dinamika nilai tukar mata uang dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari kita. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News