Pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menteri Pertahanan Mendesak?

HARIAN.NEWS, JAKARTA – Pengangkatan pemengaruh Deddy Corbuzier sebagai staf khusus menteri pertahanan dipandang publik tidak urgen di tengah situasi efisiensi anggaran.
Mempertontonkan pada para pengangguran baru yang di rumahkan rasa ketidakadilan, sangat menyakitkan.
Di media, Wamen Kementerian Pertahanan juga mengatakan sedang mengetatkan anggaran untuk kesejahteraan prajurit.
Tetapi dia pula yang dengan ringan mengatakan, di kritik seperti itu sudah biasa ungkapnya.
Berisik tentang penghematan tak ubahnya hanya omon-omon, ratusan stafsus dan staf ahli telah dilantik hampir di 12 kementerian.
Daripada percaya pernyataan “banyak orang percaya dan puas dengan kinerja pejabat penguasa”, saya lebih percaya bahwa jauh lebih banyak lagi orang tidak percaya apapun yang keluar dari bibir dan dilakukan sebagian besar pejabat, ungkap penulis Bre Redana.
Ada hubungan timbal balik antara nalar dan bahasa.
Nalar yang kacau taruhlah pada pejabat, akan menghasilkan bahasa yang kacau.
Begitu juga sebaliknya bahasa yang kacau akan menghasilkan nalar kacau pula. Daya rusaknya dahsyat. Semestinya bahasa penguasa membuat, menjadikan kenyataan terang benderang bukan menutupinya.
Kedepan situasi ini jika tidak disadari akan menyebabkan keadaan semakin tidak baik-baik saja.
Regenerasi kepemimpinan tambah menghasilkan sosok tidak bermutu.
Begitupun pers, bersusahpayahlah mendefinisikan keadaan.
Cukup bisa diterima nalar sehat dan mewakili keresahan publik.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
Penulis : IGA KUMARIMURTI DIWIA (PEMIMPIN REDAKSI HARIAN.NEWS)