Satgas MTF TNI Pulang dengan Kebanggaan, Deng Ical: Selamat Datang di Rumah, Para Pahlawan Perdamaian

HARIAN.NEWS, JAKARTA – Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-O/UNIFIL akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah lebih dari setahun bertugas di perairan Lebanon.
Di bawah panji Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mereka tidak hanya berhasil menjalankan misi perdamaian tetapi juga menghadapi berbagai tantangan luar biasa di tengah eskalasi ketegangan regional.
Upacara penyambutan yang digelar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (14/2/2025), menjadi saksi bisu atas pengorbanan besar para prajurit ini.
Sebanyak 120 personel tiba dengan selamat, membawa serta cerita-cerita heroik yang akan terukir dalam sejarah diplomasi dan kontribusi Indonesia untuk dunia.
Berlayar di Tengah Badai Ketegangan
Misi Satgas MTF kali ini bukanlah tugas yang mudah. Komandan Satgas, Letkol Laut (P) Wirasetyo Haprabu, menceritakan bagaimana situasi di wilayah operasi semakin memanas pada September 2024, ketika Israel meningkatkan serangan udara dan darat ke Lebanon.
Aktivitas drone serta pesawat tempur Israel menjadi pemandangan rutin di langit perairan tersebut.
“Ada beberapa insiden di mana pesawat tempur Israel terbang rendah dan bahkan mengitari KRI Diponegoro-365,” ungkap Haprabu.
“Namun, kami tetap tenang dan fokus pada netralitas. Kami hanya memantau, melaporkan, dan tidak melakukan tindakan provokatif.”
Situasi ini menuntut tingkat profesionalisme dan kesabaran tinggi. Meskipun kapal-kapal Israel tidak memasuki area operasi Satgas MTF, keberadaan mereka yang begitu dekat menciptakan atmosfer tegang.
Namun, berkat kehati-hatian dan disiplin tinggi, Satgas MTF berhasil menyelesaikan misinya tanpa insiden apapun.
Duta Budaya di Tengah Medan Perang
Tidak hanya bertugas sebagai penjaga perdamaian, Satgas MTF juga menjadi duta budaya bangsa.
Prajurit-prajurit Indonesia kerap memperkenalkan seni dan tradisi lokal kepada kontingen negara lain yang terlibat dalam misi UNIFIL. Mulai dari tarian daerah hingga pertunjukan musik rampak kendang, mereka sukses mencuri perhatian banyak pihak.
“Kami sangat bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia kepada teman-teman dari negara lain,” kata Lettu Yudha Bela Negara, salah satu anggota Satgas. “Mereka sangat antusias dan memberikan apresiasi luar biasa.”
Bagi Yudha, momen-momen seperti itu menjadi pelipur lara di tengah kesulitan komunikasi dengan keluarga. “Komunikasi jadi tantangan tersendiri karena sinyal sulit didapat saat kapal sedang patroli. Tapi, ketika kami bisa menyapa keluarga, rasanya semua lelah langsung hilang,” tambahnya.
Perempuan Tangguh di Balik Kemudi Kapal
Salah satu sosok inspiratif dalam misi ini adalah Letda Yurike Nabila, salah satu perwira wanita yang turut ambil bagian.
Baginya, pengalaman ini bukan sekadar tugas militer, melainkan juga pembuktian bahwa perempuan mampu berkontribusi besar dalam misi internasional.
“Awalnya pasti ada rasa cemas karena ini pertama kalinya saya bertugas di luar negeri. Tapi, dukungan dari rekan-rekan membuat segalanya lebih mudah,” ujar Yurike. “Yang paling membahagiakan adalah saat kami semua bisa pulang dengan selamat.”
Yurike juga bercerita tentang bagaimana ia harus menahan rindu kepada keluarga selama berbulan-bulan. “Hanya saat kapal sandar, barulah kami bisa berkomunikasi dengan lancar. Itu adalah momen yang sangat dinanti-nanti,” katanya.
Apresiasi Tinggi dari Pimpinan dan DPR RI
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian Satgas MTF.
Menurutnya, para prajurit tidak hanya berhasil menjalankan tugas dengan baik tetapi juga meraih berbagai penghargaan selama bertugas.
“Ini adalah bukti nyata bahwa TNI mampu bersaing dan unggul di kancah internasional. Mereka telah menunjukkan dedikasi luar biasa demi menjaga perdamaian dunia,” ujar Laksamana Ali.
Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal MI atau yang akrab disapa Deng Ical, juga memberikan apresiasi tinggi kepada Satgas MTF.
Ia menilai bahwa misi ini bukan hanya soal menjaga keamanan maritim tetapi juga menjadi ajang promosi budaya Indonesia di mata dunia.
“Para prajurit kita telah membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang peduli terhadap perdamaian global. Mereka adalah pahlawan sejati yang pantas mendapatkan penghormatan tertinggi,” kata Deng Ical.
Selamat Datang di Rumah, Para Pahlawan Perdamaian!
Kembalinya Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL ke Tanah Air adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki prajurit-prajurit tangguh yang siap menghadapi tantangan apa pun demi kepentingan bangsa dan dunia.
Mereka telah menorehkan prestasi gemilang, menjaga integritas, dan tetap teguh di tengah badai ketegangan.
“Mereka bukan hanya prajurit, tetapi juga duta bangsa yang membanggakan. Selamat datang kembali di rumah, para pahlawan perdamaian!” tutup Deng Ical.
Di balik seragam loreng dan atribut militer, mereka adalah manusia-manusia biasa yang rela meninggalkan keluarga demi menjaga perdamaian dunia.
Kini, mereka pulang membawa cerita, pengalaman, dan kenangan yang tak ternilai. Selamat datang di Tanah Air, para patriot bangsa! ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News