HARIAN.NEWS, MAKASSAR – PT IPI merilis hasil survei di Pilgub Sulsel, yang memunculkan Andi Sudirman Sulaiman menak telak dalam berbagai percobaan, baik survei tokoh maupun sebagai pasangan bersama Fatmawati Rusdi. Menangnya Andi Sudirman juga dilakukan PT IPI ketika menghadapkan ASS-Fatma bersama kotak kosong.
“Dari hasil survei ini terpotret Andi Sudirman Sulaiman unggul jauh dibanding kandidat lainnya. Tapi, hanya Danny Pomanto yang memang layak menghadapi ASS-Fatma,” jelas Direktur Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris,dalam dialog politik terkait hasil survei Pilgub Sulsel 2024 yang dilakukan PT IPI, di Cafe Baji, Jalan Antang Raya, Senin (12/08/2024).
Pengamat Psikologi Politik Universitas Negeri Makassar (UNM) Muhammad Rhesa mengatakan apa yang dirilis PT IPI sangat realistis dan sesuai dengan realita saat ini.
Baca Juga : Andalan Hati: Pemerataan Sumber Daya Ekonomi di Seluruh Wilayah Sulsel
“Pertama saya melihat PT IPI memasukkan simulasi kotak kosong dalam surveinya. Di mana menunjukkan 70% untuk Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi dan Kotak Kosong 11 sekian persen,” sebut Rhesa.
Pertanyaan kemudian, lanjut Rhesa, apakah peluang Kotak Kosong bisa melebihi atau tidak capaian Andalan Hati. Apalagi, pasangan tersebut sudah berada di atas angin.
“Ini bukan soal kemenangannya, tapi elektoral pasangan Andalan Hati yang juga sudah jauh dari margin of error. Artinya jika disimulasikan dengan lobi-lobi elite yang paling berpeluang head to head dengan Andalan Hati adalah DP-Ashar,” tandasnya.
Baca Juga : Minta Restu, Cawagub Sulsel Azhar Arsyad Sowan ke Anregurutta Prof Farid Wajdi
Rhesa menuturkan elektabilitas Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi mencapai 59% lebihn. Kemudian Danny-Ashar sekitar 21%.”Saya kira data itu sebagai rujukan dan seperti itulah,” katanya.
Menurut Rhesa, jika Danny Pomanto-Ashar ingin mengejar ketertinggalan maka harus mengeluarkan energi empat kali lipat. Meski,
tingkat penerimaannya sebenarnya punya peluang untuk mengejar ketertinggalan.
“Sebagai akademisi tentu mengharapkan head to head agar menghadirkan politik gagasan. dan publik memiliki pilihan siapa yang memiliki gagasan,” ujarnya.
Baca Juga : Strategi DIA Sejahterakan Petani Sulsel, Maksimalkan Zona Surplus hingga Perkuat Hirilisasi
Sementara itu. Pengamat Politik Universitas Bosowa (Unibos) Dr Arief Wicaksono mengatakan Sulsel terlalu kecil dijadikan sebuah provinsi tidak punya gagasan nasional. “Menurut saya politik itu pertarungan gagasan. Ketika tidak ada pertarungan gagasan maka ini tentu menjadikan kita demokrasi yang sifatnya prematur,” katanya.
Arief berpendapat politik itu pertarungan gagasan. Sulsel adalah provinsi yang sangat kecil dan memiliki pengaruh terhadap politik nasional. “Maka sebaiknya menurut saya kotak kosong itu ditiadakan saja,” tandasnya.
“Politik itu pertempuran gagasan. Berikan jalan kepada kandidat lain, misalnya Danny-Azhar untuk maju juga biar menjadi bukti sulsel ini gudangnya politik gagasan yang mewarnai kebijakan-kebijakan secara nasional,” lanjutnya.
Baca Juga : DPP Apersi Sasar Kampus di Makassar, Ajak Mahasiswa Jadi Developer Muda
Arief Wicaksono menegaskan angka-angka statistik yang ditampilkan PT IPI terkait kondisi Pilgub Sulsel saat ini harus dimaknai hal yang baik. Jangan selalu dianggap hal negatif bahwa yang satu mendominasi.
“Ini hanya paparan, hanya ekspresi dari potret yang terjadi di lapangan yang sudah dicapture PT IPI. ASS-Fatma kalau jadi ndak bisa juga jumawa. Pak DP-Azhar tidak bisa juga berkecil hati. Jadi sama-sama punya effort untuk masa depan demokrasi Sulsel yang lebih baik,” tutup Arief.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News