HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Menanggapi isu kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang direncanakan berlaku pada tahun ini menimbulkan beragam reaksi masyarakat.
Sebagian memahami alasan di balik kebijakan tersebut, namun banyak yang khawatir akan dampaknya terhadap ekonomi keluarga.
Verawati, seorang ibu rumah tangga merasa khawatir jika iuran BPJS Kesehatan naik.
Baca Juga : BPJS dan Jerit Senyap yang Luput
“Kalau iuran BPJS naik, kami yang bergantung pada penghasilan suami yang pas-pasan tentu merasa keberatan. Setiap bulan sudah banyak kebutuhan yang harus dipenuhi,” ujarnya.
Senada dengan itu, Andi Rahmat, seorang pekerja lepas juga mengutarakan kegelisahannya.
“Saya mengerti mungkin ada alasan kenaikan, tapi sebaiknya pemerintah mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat kecil seperti kami yang bahkan tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulannya,” ucapnya.
Baca Juga : BPJS Kesehatan dan Pemkab Sinjai Bahas Data Iuran JKN
Di sisi lain, beberapa warga memahami alasan di balik rencana kenaikan iuran tersebut.
Anastasya, seorang pegawai swasta yang ditemui saat sedang mengantri di kantor BPJS berpendapat jika kenaikan iuran memang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan ia rasa itu hal wajar.
“Tapi, harus ada transparansi dan peningkatan layanan yang nyata,” kata dia.
Baca Juga : Kritik Tajam Kebijakan BPJS Sulsel, Yeni Rahman: Kesehatan itu Kebutuhan, Bukan Pilihan!
Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat dan memastikan bahwa kenaikan iuran tidak memberatkan, terutama bagi golongan berpenghasilan rendah.
Transparansi dalam pengelolaan dana dan peningkatan kualitas layanan juga menjadi harapan utama masyarakat terkait kebijakan ini.
PENULIS: ANDI RASIKAH AGASYA YURI
Baca Juga : Hutang Pemkab Luwu Utara ke BPJS Kesehatan Bengkak Capai Rp 18 Miliar, Layanan Tetap Jalan
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
