HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan pertanian lokal melalui sebuah penelitian yang melibatkan para petani di Enrekang, Sulsel.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Abdul Haris, M.P., selaku Ketua Tim, yang berfokus pada pelestarian varietas padi lokal unggulan Sulawesi Selatan, yaitu Ase Mandoti dari Kabupaten Enrekang.
Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil utama beras di Indonesia dengan berbagai varietas unggulan.
Baca Juga : Setahun Pemerintahan Prabowo, DPR Sebut Kebijakan Pangan Arahnya Tepat Sejahterakan Petani
Di antara varietas tersebut, Ase Mandoti menonjol karena aroma harumnya dan rasa nasi yang pulen, yang membuatnya sangat diminati oleh konsumen.
Sayangnya, keberadaan padi ini kian langka karena berbagai tantangan yang dihadapi petani, termasuk umur panen yang panjang hingga 160 hari, risiko serangan hama, dan rendahnya produktivitas.
“Petani cenderung memilih varietas introduksi baru yang berumur lebih pendek dan berpotensi hasil lebih tinggi,” ungkap Dr. Abdul Haris.
Baca Juga : Kepuasan Petani Terhadap Kinerja Kementerian Pertanian Capai 84 Persen
“Namun, penting bagi kita untuk melestarikan varietas lokal seperti Ase Mandoti karena nilai adaptasinya terhadap lingkungan dan nilai ekonominya yang tinggi.”
Melalui PKM ini, tim dosen UMI menawarkan solusi berbasis teknologi modern, yaitu penggunaan radiasi sinar gamma.

Baca Juga : Program Terpadu Ekonomi Hijau Bisa Dongkrak Urban Farming dan UMKM
Teknologi ini bertujuan menghasilkan mutasi pada padi Ase Mandoti agar memiliki umur panen lebih pendek, pertumbuhan lebih rendah, tetapi tetap mempertahankan kualitas unggulnya.
Penelitian awal yang dilakukan menunjukkan hasil menjanjikan pada generasi mutan M2 yang dilanjutkan ke M3, menggunakan dosis radiasi 0 Gray, 200 Gray, dan 300 Gray.
Radiasi gamma dalam pemuliaan tanaman telah terbukti efektif menciptakan varietas unggul dengan karakteristik tertentu.
Baca Juga : Perlawanan Mafia Pangan Terbuka, Rakyat Dipaksa Beli Beras Khusus
Teknik ini memungkinkan perakitan varietas baru lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
“Kami berharap dapat menghasilkan varietas Ase Mandoti yang tidak hanya tahan hama, tetapi juga berumur genjah dan produktif, sehingga tetap diminati petani,” jelas Dr. Haris.
Selain tantangan biologis, biaya tinggi untuk pestisida juga menjadi kendala bagi petani dalam menanam varietas lokal seperti Ase Mandoti.
Padi ini dikenal rentan terhadap hama wereng dan penggerek batang karena aroma harumnya.
Dengan inovasi ini, diharapkan varietas Ase Mandoti yang telah direkayasa secara genetik alami mampu mengurangi ketergantungan pada pestisida.
Program PKM ini juga memiliki dampak signifikan terhadap pelestarian plasma nutfah lokal.
Ase Mandoti merupakan salah satu plasma nutfah yang hanya terdapat di Sulawesi Selatan, sehingga keberadaannya sangat penting bagi keberlanjutan keanekaragaman hayati pertanian Indonesia.
Melalui program ini, UMI berupaya menjaga warisan budaya agraris Sulawesi Selatan.
Dampak positif lain dari penelitian ini adalah kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pemuliaan tanaman.
“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi metode pemuliaan berbasis teknologi radiasi gamma untuk varietas lain,” tambah Dr. Haris.
“Kami juga berkomitmen menghasilkan varietas halal, tanpa rekayasa genetika dan pupuk kimia.”
Dengan fokus pada inovasi dalam bidang pertanian, UMI juga mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
Program ini menempatkan teknologi modern sebagai alat untuk menjawab tantangan masa kini tanpa melupakan akar budaya lokal.
Melalui PKM ini, UMI tidak hanya membantu petani mengatasi kendala dalam budidaya padi lokal, tetapi juga menunjukkan bahwa sinergi antara ilmu pengetahuan dan tradisi dapat menjadi solusi untuk menghadapi tantangan global di sektor pangan.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
