HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Dosen Peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan riset berjudul “Penetrasi Bisnis Berbasis Religi : Studi Etnografi Produk Muslimah Instagram”.
Penelitian ini dilakukan oleh Syarthini Indrayani, SE.,M.Si dan Mira, SE.,M.,Ak.
Menurut Syarthini Indrayani selaku Ketua Tim Peneliti, riset yang dilakukannya menggunakan Media virtual yang merupakan transformasi atau bentuk baru dari realitas sosial yang sangat efektif dan relatif efesien.
“Ruangnya juga mendunia untuk membantu tersebarnya informasi seperti halnya untuk tujuan bisnis dan bisa diakses public,” ucapnya kepada harian.news, Jumat (10/05/2024).
Baca Juga : Turki Sudah 2 Hari Blokir Instagram, Terkait Penyensoran Konten Ismail Haniyeh?
Perkembangan bisnis yang begitu kompetitif katanya saat ini mengharuskan perusahaan maupun invidu sebagai pelaku bisnis untuk dapat menggunakan startegi yang tepat dan tentunya disesuaikan dengan pasar yang dituju.
Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan memanfaatkan media virtual dalam menjalankan bisnisnya. Berangkat dari kondisi tersebut bisnis fashion muslim merupakan peluang bisnis yang tidak ada matinya, terlebih lagi dengan trend fasion yang bervariasi dan kondisi lingkungan di Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama muslim.
Penelitian ini sangat penting mengingat selama ini marketing kebanyakan difokuskan dalam profit oriented tanpa mempertimbangan kemaslahatan jangka panjang (dunia wal akhirat), maka penting bagi penjual untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan memanfaatakan media sosial yang selain diarahkan untuk meraih keuntungan di dunia, juga keuntungan diakhirat kelak.
Baca Juga : Umaroh.com Hadirkan Peluang Bisnis Baru di Kota Makassar
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu difokuskan pada dua hal, yaitu untuk mencari hubungan antara islam dan ekonomi melalui teknik komunikasi media sosial menggunakan etnografi dan untuk mengecek kecenderungan model komunikasi islam kontemporer dalam memanfaatkan media sosial penetrasi pasar dengan model pengemasan produk-produk identik religi.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
