HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Permata Bank melalui Permata Institute for Economic Research (PIER) resmi meluncurkan laporan Economic Outlook 2025 bertajuk “Economic Forces at Play: Balancing Domestic Drivers and Global Uncertainty”.
Laporan ini mengulas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia serta tantangan global yang dihadapi pada tahun mendatang.
Dalam laporan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diperkirakan stabil di angka 3,2%, meskipun terdapat perbedaan signifikan antara negara maju dan berkembang.
Baca Juga : Pemerintah Siapkan Diskon Tiket Transportasi Nataru 2025, Catat Tanggalnya!
Di Amerika Serikat, kebijakan domestik yang berdampak pada inflasi diprediksi akan tetap di atas target Federal Reserve (2%), memberikan peluang bagi bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin ke level 3,75%-4,00%.
Sementara itu, harga energi global dan komoditas utama Indonesia, seperti minyak mentah, batu bara, dan CPO (minyak kelapa sawit), diperkirakan terus menurun karena berbagai faktor, termasuk peningkatan produksi dan normalisasi permintaan.
Indonesia diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,15% pada 2025, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca Juga : Dialog Bersama Warga, Munafri Cari Jalan Tengah Penataan di Ujung Tanah
Namun, tantangan eksternal seperti kebijakan proteksionis AS, perlambatan permintaan global, serta volatilitas harga komoditas tetap menjadi risiko yang harus dikelola dengan baik.
Menurut Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, pertumbuhan optimis ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan kekuatan domestiknya.
Proyeksi optimis ini menurut Josua memberikan dasar kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga : Laba BTPN Syariah Melesat 18 Persen di Kuartal Pertama 2025
Dengan memaksimalkan potensi konsumsi rumah tangga, memperkuat diversifikasi ekspor, serta menarik investasi asing langsung, Indonesia dapat menjaga daya tahan ekonominya.
“Dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis akan sangat penting untuk mengelola stabilitas ekonomi di tengah dinamika global,” jelas Josua.
Laporan ini menyoroti pentingnya penguatan kebijakan domestik untuk menghadapi tantangan global. Penurunan harga komoditas utama Indonesia dapat menjadi tantangan bagi sektor ekspor, namun peluang peningkatan investasi dan diversifikasi ekonomi domestik membuka ruang pertumbuhan yang lebih inklusif.
Baca Juga : OJK: Sektor Keuangan Sulampua Tetap Tangguh di Tengah Tekanan Global
Permata Bank melalui laporan ini mengajak pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
“Memanfaatkan potensi domestik menjadi kunci utama bagi Indonesia dalam menjawab tantangan global sekaligus meraih peluang ekonomi di tahun mendatang,” tutup Josua.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
