HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar, Achi Soleman, merespons viralnya pengakuan Komika Eky Priyagung yang pernah mengalami pelecehan seksual dari guru mengaji di salah satu masjid di Makassar.
“Tindakan kekerasan seksual, apalagi dilakukan di tempat suci seperti masjid, sangat kami kecam. Itu menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan perlindungan ekstra terhadap anak. Yang paling kami khawatirkan adalah trauma berkepanjangan yang bisa dialami korban,” ujar Achi, Rabu (30/4/2025).
Achi menegaskan, tempat ibadah semestinya menjadi ruang paling aman, bukan justru menjadi lokasi terjadinya pelecehan, atau pun tindak kekerasan yang lain .
Baca Juga : Polrestabes Makassar Tangkap Oknum Guru Mengaji Diduga Lecehkan Belasan Anak
Ia menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Salah satu langkah pencegahan adalah edukasi dini dari keluarga terkait pengenalan tubuh.
“Orang tua harus mengajarkan sejak dini bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Pencegahan kekerasan seksual dimulai dari rumah, dari keluarga. Anak harus dibekali dengan pemahaman agar tidak mudah tergoda bujuk rayu pelaku,” jelasnya.
Selain penguatan peran keluarga, Achi juga menekankan pentingnya pendekatan religius dan pendidikan karakter yang dimulai dari rumah.
Baca Juga : Polisi Amankan Guru Ngaji yang Diduga Lecehkan Komika Eky Priyagung
“Tempat ibadah harus menjadi tempat yang membangun keimanan dan juga rasa aman bagi anak-anak kita,” katanya
Ajak Speak Up, Pemerintah Siapkan Layanan Trauma Healing
Dalam hal intervensi, Dinas DPPA telah mendorong kampanye “Speak Up” untuk mendorong korban dan keluarga melaporkan tindak pelecehan atau kekerasan, bahkan jika pelakunya berasal dari lingkaran terdekat.
“Kekerasan seksual bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang terdekat seperti paman, kakek, ayah tiri, atau anggota keluarga lainnya. Karena itu, jangan diam. Laporkan! Jangan anggap ini sebagai aib yang harus disembunyikan,” tegasnya.
Baca Juga : Ini Alasan Komika Eky Speak Up Setelah Bungkam 16 Tahun
Ia menambahkan bahwa pihaknya siap memberikan layanan pendampingan, termasuk pemulihan trauma psikologis bagi anak korban kekerasan.
“Korban harus segera dibawa ke layanan terdekat atau dilaporkan ke dinas terkait dan kepolisian. Negara harus hadir untuk melindungi,” tutupnya.
Speak Up Eky
Sebelumnya, Komika Eky Priyagung membuat pengakuan mengejutkan. Setelah bungkam hampir 16 tahun lamanya, Ia kemudian muncul dan mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru mengajinya di salah satu masjid di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca Juga : 16 Tahun Bungkam, Komika Eky Speak Up Kasus Pelecehan Seksual di Masjid Makassar
Kisah pahit yang dialami Eky diungkapkan lewat konten video berdurasi 02.25 menit yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Eky menyebut, dugaan pelecehan seksual itu terjadi di lingkungan masjid daerah tempat tinggalnya di jl Bonto Lanra Kecamatan Rappocini, Makassar pada 2009 silam. Eky mengatakan, Ia dilecehkan oleh guru mengajinya berinsial SU saat Ia masih berusia 13 tahun.
“Kita tidak pernah tahu sebanyak apa korbannya, ini terjadi kota Makassar jl Bonto Lanra Kota kelahiran gue, kenapa banyak orng akhirnya spek up karena gue pernah buat video sebelumnya yang menyelipkan kisa trauma gue di mesjid, bukan spek up lebih ke gue cerita nostalgia gue dan teman-teman di Makassar,” ujar Eky dalam videonya.
Tak tanggung-tanggung, pelecehan yang dialami Eky mengaku bukan sekali dua kali, namun berulang kali di mana salah satunya terjadi di rumah pelaku.
“Gue tolol yaitu 7 Kali sebenarnya yang keenam kali itu salah, istilah jaman sekarang itu di grooming, bodohnya gue adalah yang ketujuh kali gue disuruh tes Alquran untuk naik tingkat di rumahnya, pas istrinya lagi pergi mall pas sampai di rumahnya dia langsung tutup pintu, ,” kata Eky mengisahkan.
PENULIS: NURSINTA
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
