HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Luas panen dan produksi padi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mengalami penurunan hingga tahun 2023.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan, luas panen padi pada 2023 sekitar 0,97 juta hektare, angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 70,29 ribu hektare atau 6,77 persen.
“Dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 1,04 juta hektare,” ujarnya di di Baruga Lappo Asse jl AP Pettarani, kota Makassar, Senin (6/5/2024).
Baca Juga : Dipusatkan di Lapangan Karebosi, Makassar Salurkan Bantuan Pangan ke 45.904 KPM
Tak hanya itu, hasil produksi padi juga menunjukkan penurunan data tahun 2023 yaitu sebesar 4,88 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), juga mengalami penurunan sebanyak 483.78 ribu Ton atau 9.03 persen.
“Dimana, jika kita bandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 5,36 juta Ton GKG, tentu mengalami penurunan di tahun 2023,”
Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 2,8 juta Ton, mengalami penurunan sebanyak 277,61 ribu Ton atau 9,03% dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 3,08 juta Ton.
Baca Juga : Tersedia 11.500 Ton, Bulog Pastikan Stok Beras Aman hingga Akhir Tahun 2024
“Angka tersebut harus menjadi atensi untuk kita segera melakukan hal hal untuk meningkatkan jumlah luas panen dan jumlah produksi padi,” jelasnya.
Sementara itu di lokasi yang sama, Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi Dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto juga menjelaskan, luas tanam dan produksi padi secara nasional memang menurun tajam.
“Luas tanam Oktober 2023 sampai dengan Februari 2024 hanya 5,4 juta ton atau menurun 1,9 juta hektar di banding periode yang sama 2015-2019 yang mencapai 7,4 juta hektar,” terangnya.
Baca Juga : Bapanas Ungkap Fakta: Kemandirian Pangan Semakin Jauh dari Harapan
Lanjutnya, produksi beras sejak tahun 2019 – 2023 hanya berkisar 30 sampai 31 juta ton jauh lebih rendah di banding tahun 2018 sebesar 34 juta ton.
“Sedangkan jumlah kebutuhan nasional pertahun rata-rata 31,2 juta ton, artinya terjadi kekurangan pasokan dari dalam negeri (Menteri Pertanian),” jelasnya.
Sehingga, kata Andriko, Indonesia perlu menciptakan lahan 3 juta hektar, melakukan sinergi dan kolaborasi BUMN pangan hingga pemanfaatan blue food.
Baca Juga : Babinsa Dampingi Panen Padi, Hasil Meningkat dengan Dukungan Pemerintah
“Blue food itu seperti rumput laut, hasil perikanan untuk produksi pangan,” tandasnya.
(NURSINTA)
Baca berita lainnya Harian.news di Google News