HARIAN.NEWS – Apa yang disampaikan oleh seorang pendakwah atau mubaliq tidak semua harus dan bisa ditiru. Tidak apa-apa mengabaikan jika bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan sehingga kedepan, mereka belajar untuk lebih dalam mengaji diri sebelum mendakwahi umat.
Seorang pemuka agama hendaknya memberikan pencerahan tanpa memandang rendah orang lain. Tidak menyinggung atau mengolok-olok di depan umum. Dalam keseharian Nabi menyuruh solat semata untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Jadi meski terkesan sebuah kalimat ajakan sederhana namun mengandung manfaat kehidupan yang luar biasa jika dimaknai. Betapa penghargaan yang dilakukan Nabi untuk sesama mahluk ciptaanNya sangat tinggi.
Baca Juga : “Tuhan Tidak Tidur”
Tanpa disadari kebiasaan yang terbangun dalam era keterbukaan mewarnai gaya dan ciri khas pemengaruh (influencer).
Tidak ada yang salah dengan gaya menyampaikan secara blak-blakan dan mengundang tawa, namun kepekaan harus terus dibangun dan diasah.
Ada pembelajaran kesadaran yang tidak didapat di sekolah, sehingga harus digali dari kedalaman jiwa. Bahwa ada kelompok rentan yang membutuhkan untuk diprioritaskan dijaga bersama.
Baca Juga : Katakan Tidak untuk Politik Transaksional pada Pemilu 2024
Atas keseleo ucap bisa menimbulkan reaksi beragam dan dengan besar hati pula telah dipertanggung jawabkan. Meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas khilaf yang telah dilakukan dan mengundurkan diri dari pekerjaan.
Betapa tidak mudah memikul keseharian menjadi panutan jemaah disatu sisi dan disisi lain mengemban tugas negara sebagai staf khusus presiden bidang keagamaan. Ada koridor yang wajib ditaati. Membutuhkan kecerdasan spiritual tinggi.
Belum tentu belajar agama akan mencetak pemikir handal, yang peduli dan brilian. Ujian berat ini sudah cukup memberi pelajaran sepanjang hidup seorang pendakwah.
Hikmah besar dibalik kejadian ini jadi masukan penting bagi mubaliq, ustad, pemuka agama lain mengasah kepekaan dan isu yang dikemas agar memberi cahaya bagi umat.
Salah satu pendakwah terkemuka yang menempuh ilmu agama sampai di Kairo, UAS mengatakan ia konsisten hanya akan berdakwah dan menolak jika ditawari masuk dalam pemerintahan.
Kesadaran diri yang terbangun sangat disadari, ragu tidak efektif memberikan pencerahan umat, tumpang tindih dan berat. Takut tidak adil menakar kealfaan diri.
IGA K
Baca berita lainnya Harian.news di Google News