Logo Harian.news

Jalani Debut Sebagai Penguji Eksternal Doktor di Unhas, Deng Ical Uji Disertasi Anti-Fraud Bank Sulselbar

Editor : Redaksi Jumat, 07 November 2025 23:48
Dr. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.Si penguji eksternal promosi doktor di Unhas, Jumat (7/11). HN
Dr. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.Si penguji eksternal promosi doktor di Unhas, Jumat (7/11). HN

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Anggota Komisi I DPR RI, Dr. Syamsu Rizal MI atau akrab disapa Deng Ical, menjadi penguji eksternal dalam ujian promosi doktor Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas), Jumat (7/11/2025).

Ujian terbuka tersebut menguji disertasi Muhammad Fadli Mappisabbi berjudul “Organization Citizenship Behavior (OCB) dalam Penerapan Strategi Anti-Fraud pada Bank Sulselbar.”

Sidang dilaksanakan di ruang Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Unhas, dengan dihadiri tim promotor, penguji internal, serta sejumlah dosen dan mahasiswa pascasarjana.

Baca Juga : Mutasi Bukan Sekadar Pindah Jabatan: Refleksi Akademik atas Dinamika Pemerintahan yang Sehat di Takalar

Dalam sesi ujian, Deng Ical yang pertama kalinya dipercaya sebagai penguji promosi doktor di Unhas itu menyoroti pentingnya pendekatan Organization Citizenship Behavior (OCB) atau perilaku kewargaan organisasi, sebagai fondasi membangun tata kelola yang sehat di lembaga perbankan.

“OCB ini bukan sekadar teori perilaku, tapi model untuk eksplorasi, identifikasi, sekaligus menemukan penyakit organisasi dan menjadi obatnya,” ujar mantan Wakil Wali Kota Makassar itu.

Menurutnya, di institusi besar seperti Bank Sulselbar, potensi fraud sering kali lahir dari tiga faktor utama, tekanan, rasionalisasi, dan kesempatan.

Baca Juga : LeDHaK UNHAS Kukuhkan 153 Anggota Baru dan 223 Kader Tetap dalam SEPAKAT XIV

“Fraud bukan hanya soal lemahnya sistem, tapi juga kultur organisasi. Karena itu, penting menumbuhkan loyalitas dan integritas pegawai agar tercipta kultur profesional,” ujarnya menegaskan.

Riset Didorong Jadi Rekomendasi Kebijakan Bank Daerah

Baca Juga : WR I UNHAS Apresiasi Rektor Cup II LeDHaK: Ajang Nasional Cetak Generasi Muda Solutif

Deng Ical menilai hasil penelitian Fadli Mappisabbi tidak hanya relevan secara akademik, tetapi juga bisa menjadi rekomendasi strategis bagi manajemen Bank Sulselbar dalam memperkuat sistem pengawasan internal.

“Kesimpulan disertasi ini memang tidak wajib diadopsi, tapi akan sangat rugi jika tidak diterapkan. Dengan penerapan OCB, pegawai dapat menjadi loyalis sejati dan organisasi bisa melahirkan profesionalisme yang berkelanjutan,” katanya.

Ia juga menitip pesan kepada jajaran direksi bank agar memperkuat corporate culture berbasis integritas, apalagi di era digitalisasi keuangan yang menuntut perilaku adaptif dan transparan.

Baca Juga : 69 Tahun Unhas, Mentan Amran Tantang Kampus Cetak Generasi Unggul dan Tangguh

“OCB akan melahirkan corporate culture yang kuat, dan direksi harus menjadi penggerak utama dalam membangun standar perilaku etis di era digital,” tambahnya.

Muhammad Fadli Mappisabbi memaparkan hasil disertasinya, Jumat (7/11).

Sementara dalam pemaparannya, Muhammad Fadli Mappisabbi menjelaskan bahwa penelitian ini berangkat dari fenomena kasus fraud di Bank Sulselbar yang mencuat dengan nilai kerugian mencapai miliaran.

Kasus tersebut melibatkan manipulasi transaksi, penyalahgunaan wewenang, dan lemahnya pengawasan berlapis di level cabang.

“Fenomena ini menunjukkan bahwa pencegahan fraud tidak cukup hanya dengan sistem kontrol keuangan. Diperlukan strategi yang berbasis perilaku dan budaya organisasi,” terang Fadli.

Ia menambahkan, konsep OCB dapat mendorong karyawan untuk berperilaku proaktif, saling peduli, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap lembaga tempat mereka bekerja.

“Dengan OCB, pegawai tidak hanya taat aturan, tetapi juga memiliki kesadaran moral untuk mencegah potensi penyimpangan sebelum terjadi,” jelasnya.

Bank Sulselbar Didorong Jadi Role Model Tata Kelola Daerah

Fadli berharap hasil risetnya dapat dijadikan model implementasi anti-fraud bagi lembaga keuangan daerah lainnya di Indonesia.

“Bank Sulselbar sebagai bank pembangunan daerah memiliki peran strategis. Jika sistem anti-fraud berbasis OCB diterapkan dengan konsisten, maka bank ini bisa menjadi contoh tata kelola yang baik di level nasional,” ujarnya.

Deng Ical pun menambahkan bahwa keberanian menggunakan pendekatan OCB dalam strategi anti-fraud patut diapresiasi.

“Langkah ini menunjukkan bahwa akademisi lokal mampu melahirkan inovasi konseptual yang bisa langsung diterapkan di lembaga publik dan sektor keuangan,” katanya.

Konteks Akademik dan Dampak Penelitian

Penelitian Fadli Mappisabbi menggunakan metode mixed methods dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Data dikumpulkan dari 120 responden pegawai Bank Sulselbar di berbagai cabang, dengan instrumen survei perilaku organisasi, wawancara mendalam, dan analisis sistem pengendalian internal.

Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat OCB yang tinggi berbanding lurus dengan penurunan risiko fraud dan peningkatan efektivitas sistem pengawasan internal.

Temuan ini menguatkan teori bahwa budaya organisasi dan perilaku individu memainkan peran krusial dalam mendukung kebijakan anti-fraud yang berkelanjutan.

Ujian promosi doktor ini bukan sekadar forum akademik, tetapi juga ruang refleksi tentang pentingnya integritas dalam tata kelola lembaga keuangan publik.

“Anti-fraud bukan sekadar pengawasan, tapi komitmen moral. Jika perilaku organisasi sehat, maka tidak ada ruang bagi penyimpangan,” tutup Deng Ical.

Dengan demikian, kolaborasi antara akademisi dan praktisi diharapkan melahirkan paradigma baru pengelolaan lembaga keuangan daerah yang profesional, transparan, dan berintegritas.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda