HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Makassar tidak hanya dikenal dengan kuliner khas dan pesona budaya yang kaya, tetapi juga menjadi saksi lahirnya banyak inovasi usaha dari para perempuan tangguh.
Salah satunya adalah Darmawaty, seorang perempuan inspiratif asal Bulukumba yang sukses membangun usaha budidaya jamur tiram di bawah naungan UKM Wanita Mandiri Makassar.
Dari rumahnya di Perumnas Antang, ia mampu mengembangkan bisnis ini hingga ke berbagai daerah.
Baca Juga : BI Sulsel Gelar Diseminasi Riset Perikanan Budidaya, Tekankan Strategi Ekonomi Berbasis Kajian Akademis
“Kami memproduksi media tanam (beklop) sekaligus menjual jamur segar,” ujar Darmawaty, saat menjajakan hasil budidayanya di acara Tudang Sipulung BKP KM Bulukumba, di Hotel Swiss Belin Panakkukang, Rabu (29/01/2024).
Ia menjelaskan bahwa usaha ini berawal dari keinginannya untuk menciptakan sumber penghasilan yang fleksibel namun tetap menjanjikan.
Dengan jaringan pemasaran yang kuat, terutama melalui komunitas ibu-ibu, jamur tiram hasil budidayanya kini telah merambah hingga ke Palopo dan daerah lainnya.
Baca Juga : Olah Jamur Tiram, Kelompok Wanita Tani Sokkolia Produksi Bumbu Kaldu dan Petis
Budidaya jamur tiram tidak memerlukan lahan luas, menjadikannya solusi ideal bagi masyarakat perkotaan.
“Kami membudidayakannya di dalam rumah, tidak perlu terkena sinar matahari langsung, cukup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik,” tambahnya.

Dalam satu bulan, Darmawaty bisa menghasilkan panen mencapai 50 kilogram jamur tiram segar. Selain sebagai peluang usaha, jamur tiram juga memiliki manfaat kesehatan yang tinggi.
“Banyak orang kini sadar bahwa jamur bisa menjadi pengganti daging, terutama bagi yang menjalani pola makan vegetarian,” jelasnya.
Edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat jamur tiram menjadi bagian penting dalam mengembangkan bisnisnya.
Namun, perjalanan usaha ini tidak selalu mulus. Di awal usahanya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk stigma masyarakat bahwa jamur beracun dan tidak aman dikonsumsi.
“Kami terus memberikan edukasi agar masyarakat memahami bahwa jamur tiram adalah jenis jamur konsumsi yang kaya gizi,” katanya.
Seiring waktu, pemahaman masyarakat mulai berubah, dan permintaan terhadap jamur tiram terus meningkat. Keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Ia mendapatkan bimbingan dari Pelindo dan Inkubator Unhas yang memberikan wawasan serta pendampingan dalam mengelola bisnis.
“Pendampingan ini sangat membantu, terutama dalam pengelolaan usaha dan strategi pemasaran,” ungkapnya.
Dengan modal awal Rp15 juta yang ia kumpulkan sepuluh tahun lalu, Darmawaty kini berhasil mengembangkan usahanya hingga menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarganya.
“Awalnya memang penuh tantangan, tetapi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, semuanya bisa dijalani,” ujarnya dengan penuh semangat.
UKM Wanita Mandiri Makassar yang ia pimpin kini juga menjadi tempat berbagi ilmu bagi perempuan lain yang ingin memulai usaha serupa.
“Kami ingin semakin banyak perempuan yang mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan potensi di sekitar mereka,” katanya.
Melalui pelatihan dan pendampingan, ia berharap semakin banyak perempuan yang bisa meraih kesuksesan dalam usaha budidaya jamur tiram.
Darmawaty adalah contoh nyata bahwa keberhasilan tidak hanya tentang modal besar, tetapi juga tentang ketekunan, inovasi, dan kemauan untuk terus belajar.
Dengan visi dan kerja kerasnya, ia membuktikan bahwa usaha rumahan pun bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan berdampak luas bagi masyarakat.
Kisahnya menjadi inspirasi bahwa di balik dapur dan rumah tangga, perempuan juga bisa menjadi pengusaha sukses.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
