HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Mahasiswa Magang Mandiri Program Studi Ilmu Administrasi Negara (ADN) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tamalate mengadakan kegiatan sosialisasi terkait pernikahan dini di SMK YPLP 1 PGRI Makassar, Selasa (01/10/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pelajar, mengenai dampak dan risiko pernikahan pada usia muda.
Acara yang dihadiri oleh siswa, penyuluh, dan beberapa mahasiswa tersebut, mendapatkan sambutan hangat dari Kepala SMK YPLP 1 PGRI Makassar, Drs. H. Satrudin.
Baca Juga : Unismuh Makassar Lepas Tim PKM PM ke PIMNAS ke-37 di Universitas Airlangga
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi para siswa. Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya karena sosialisasi ini merupakan edukasi yang sangat dibutuhkan, mengingat beberapa tahun terakhir banyak siswa di sekolah tersebut yang terlibat dalam pernikahan dini.
Ketua KUA Tamalate Kota Makassar, Muhiddin, S.Ag., M.A., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai pernikahan dini.
Menurutnya, pernikahan dini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, terutama bagi remaja perempuan yang belum siap secara biologis, tetapi juga mempengaruhi kondisi psikologis dan ekonomi keluarga di masa depan.
Baca Juga : Wisuda Ke-83 Unismuh, Rektor: Babak Baru untuk Alumi Berkarya di Tengah Masyarakat
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menentukan usia yang tepat untuk menikah.
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar sekaligus pendamping lapangan, Dr. Nur Wahid, S.Sos., M.Si, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat yang wajib dilaksanakan oleh peserta magang.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para siswa dapat memahami dan menghindari risiko pernikahan dini.
Baca Juga : Jaringan Indosat, Kunci Produktivitas Bukhairul dalam Tugas Kehumasan di Unismuh Makassar
Dalam kesempatan yang sama, pemateri H. Rusliy Efendi, S.Ag., MH, menyampaikan bahwa pernikahan dini memiliki dampak negatif yang sangat serius. Remaja perempuan yang menikah dini berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan kelahiran prematur.
Selain itu, pernikahan pada usia muda seringkali menghentikan proses pendidikan, terutama bagi perempuan, sehingga membatasi kesempatan mereka untuk mengembangkan diri dan berkarir di masa depan.
Dari segi ekonomi, pasangan yang menikah dini umumnya belum memiliki kematangan ekonomi yang cukup, yang dapat menyebabkan kesulitan finansial di masa depan. Masalah psikologis juga sering muncul karena kurangnya kematangan emosional, sehingga berpotensi meningkatkan angka perceraian.
Baca Juga : Hadapi Persaingan Global, Unismuh Unjuk Kewirausahaan sebagai Solusi
Oleh karena itu, H. Rusliy menekankan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam mencegah pernikahan dini. Orang tua diharapkan dapat memberikan pemahaman dan bimbingan kepada anak-anak mereka, serta mendorong mereka untuk menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah.
Ia menambahkan bahwa kerjasama antara berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta tokoh agama dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran mengenai dampak pernikahan dini.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir beberapa penyuluh seperti Kibo, S.Ag., Muh. Natsir, S.Ag., dan Kaharuddin, S.Ag., yang secara terpisah menyampaikan harapan agar masyarakat, terutama remaja, lebih memahami pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang secara fisik, mental, dan finansial.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News