Dampak Mikroplastik bagi Ekosistem dan Kesehatan
Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Ecoton, menjelaskan bahwa mikroplastik kini tak hanya ditemukan di ikan sungai, tapi juga pada rumput laut di Pantai Bulukumba. Ini menunjukkan bahwa pencemaran plastik telah menjalar dari hulu ke hilir, mencemari ekosistem sungai dan laut sekaligus.
Rafika merinci bahwa sumber mikroplastik berasal dari:
- Sumber primer seperti microbeads (produk kecantikan), pelet plastik industri, dan limbah manufaktur.
- Sumber sekunder dari plastik besar (kantong, botol, jaring ikan) yang hancur karena paparan sinar matahari, ombak, dan abrasi.
Baca Juga : 88% Sampah di Bulukumba Tak Tertangani, Sungai Jadi Korban
“Mikroplastik bisa masuk ke tubuh ikan melalui dua cara: memakan plankton yang sudah tercemar, atau langsung menelan mikroplastik karena bentuk dan warnanya menyerupai makanan alami,” jelas Rafika. “Dampaknya sangat nyata. Mikroplastik bisa mengganggu sistem reproduksi ikan hingga menyebabkan kepunahan spesies lokal.”
Bagi manusia, konsumsi ikan atau rumput laut yang telah tercemar mikroplastik bisa menyebabkan gangguan hormonal, peradangan, hingga kerusakan organ vital seperti hati, ginjal, dan sistem saraf.
Penemuan ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Diperlukan langkah konkret untuk:
- Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah.
- Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
- Mendorong penerapan regulasi yang lebih ketat terhadap limbah plastik industri dan rumah tangga.
Aksi bentang poster di Sungai Balantieng hari ini bukan sekadar simbol, tapi seruan mendesak: hentikan pencemaran plastik sebelum sungai kita mati dan ikan lokal punah.***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
