HARIAN.NEWS, MAKASSAR — OMRON Healthcare Indonesia dan Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) menyoroti soal kesengjangan penanganan Hipertensi di kawasan timur indonesia (KTI). Selain penanganan, kesenjangan akses alat diagnosis juga masih minim digunakan oleh masyarakat.
Anggota Dewan InaSH, Dr. Rarsari Soerarso Pratikto, Sp.JP(K), FIHA, menyatakan pentingnya inovasi dan pemerataan akses di luar Jawa.
“OEC di Makassar dapat menjadi model pusat pelayanan yang bisa direplikasi di daerah lain, khususnya untuk percepatan deteksi hipertensi,” tegasnya saat menghadiri jumpa pers di Hotel Claro Makassar, Jumat (16/05/2025).
Baca Juga : OMRON Experience Center Hadir di Makassar: Solusi Dini Deteksi Hipertensi
Data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar menunjukkan penurunan jumlah penderita hipertensi dari 283.195 orang (2021) menjadi 159.171 orang pada periode Januari–September 2023.
Meski menurun, angka ini tetap tinggi dan menunjukkan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk penanganan lebih efektif.
Direktur OMRON Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe menegaskan bahwa edukasi kesehatan dan penyediaan alat yang tervalidasi klinis merupakan kunci pencegahan komplikasi serius seperti stroke dan gagal jantung.
Baca Juga : Dinkes Buka Pos Kesehatan Selama F8, Hipertensi Penyakit Paling Banyak Ditemukan
“Dengan edukasi yang tepat dan perangkat yang akurat, masyarakat dapat lebih proaktif menjaga kesehatannya,” ujarnya.
Melalui edukasi, inovasi produk, dan penyediaan akses langsung ke alat medis yang terpercaya, OMRON berupaya menjadi pelopor dalam transformasi gaya hidup masyarakat menuju pola hidup sehat.
Untuk itu, dengan adanya kolaborasi ini, OMRON dan InaSH berharap dapat membangun budaya sadar hipertensi sejak dini.
May Measurement Month di Makassar tak hanya menjadi acara tahunan, melainkan momentum untuk memperkuat sistem kesehatan secara berkelanjutan, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
