HARIAN.NEWS, JAKARTA -Hakim Konstitusi Suhartoyo terpilih menjadi Ketua MK yang baru menggantikan Anwar Usman. Seperti diketahui, Hakim Anwar Usman diberhentikan karena melakukan pelanggaran etik berat terkait putusan batas usia minumum calon presiden dan wakil presiden.
Dikutip dari laman LHKPN, Suhartoyo memiliki total harta kekayaan Rp 14.748.971.796. Harta tersebut terdiri dari tanah dan bangunan sebesar Rp 6,48 miliar, alat transportasi total Rp 810 juta, harta bergerak lain Rp 188 juta.
Selain itu, kas dan setara kas Rp 7,26 miliar. Dari LHKPN, Suhartoyo juga diketahui tidak memiliki utang.
Profil Suhartoyo
Baca Juga : Mantan Ketua MK Anwar Usman Gugat Ketua MK Suhartoyo ke PTUN Jakarta
Dikutip dari laman resmi MK, Suhartoyo merupakan Hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar. Dia terpilih menjadi Hakim Konstitusi menggantikan Ahmad Fadlil Sumadi yang habis masa jabatannya sejak 7 Januari 2015 lalu. Pada 17 Januari 2015, pria kelahiran Sleman ini mengucap sumpah di hadapan Presiden Joko Widodo.
Berasal dari keluarga sederhana, tidak pernah terlintas dalam pikiran Suhartoyo menjadi seorang penegak hukum. Minatnya ketika Sekolah Menengah Umum justru pada ilmu sosial politik. Ia berharap dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri. Namun kegagalannya menjadi mahasiswa ilmu sosial politik memberi berkah tersendiri karena ia akhirnya memilih mendaftarkan diri menjadi Mahasiswa Ilmu Hukum
“Saya tidak menyesali tidak diterima menjadi Mahasiswa Ilmu Sosial, karena sebenarnya ilmu sosial politik sama dengan lmu hukum. Orientasinya tidak jauh berbeda,” ujar suami dari Sutyowati ini, dikutip dari liputan6.
Baca Juga : Buntut Pemberhentian Anwar Usman, Jimly Dilaporkan ke Dewan Etik MK
Seiring waktu ia semakin tertarik mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa, bukan menjadi seorang hakim. Namun karena teman belajar kelompok di kampus mengajaknya untuk ikut mendaftar dalam ujian menjadi hakim, ia pun ikut serta. Takdir pun memilihkan jalan baginya. Ia menjadi hakim, terpilih di antara teman-temannya.
“Justru saya yang lolos dan teman-teman saya yang mengajak tidak lolos. Akhirnya saya menjadi hakim. Rasa kebanggaan mulai muncul justru setelah menjadi hakim itu,” jelas penyuka hobi golf dan rally ini.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News