GOWA,HARIAN.NEWS – Gedung Mess Pemprov Sulsel yang terletak di Jalan Endang Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong hari Kamis kemarin (14/6) dikabarkan di serbu masyarakat sekitar.
Ratusan warga tersebut datang untuk menghadiri sebuah moment bersejarah bagi mereka.
Mahasiswa Departemen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya dari Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar seminar pembahasan hari jadi Malino.
Baca Juga : Kuliah Tamu, Unhas Bahas Terapi Nutrisi Fase Akut untuk Pasien Kritis
Seminar ini sebuah Program Pengabdian Lepada Masyarakat (PPM) disambut animo ratusan warga Tinggimoncong khususnya Malino karena agenda seminar terbilang sakral.
Sebanyak 3 narasumber yang dikenal memiliki reputasi akan materi diskusi, masing masing Hairil Muin Patta Ola (Tokoh Utama Tinggimoncong), Prof Halilintar Latif (Dosen dan Sejarawan) dan Andi Agung Iskandar (LSM).
Seminar ini juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kecamatan Tinggimoncong, Ismail Buang, Tim Pengajar dari Unhas, unsur TNI dan Polri, kalangan Guru, Tokoh Pendidik dan Agama, Tokoh masyarakat, beragam aktivitas LSM, penggiat Pariwisata dan ratusan warga.
Baca Juga : Keren! Dua Mahasiswa Unhas Sumbang Perak untuk Sulsel di PON Aceh-Sumut 2024
Abdul Kadir Ketua PHRI Kabupaten Gowa yang hadir dalam seminar ini menyampaikan paparan informasi di kegiatan seminar banyak memberikan informasi sejarah Malino dan sejarah heroik perjuangan rakyat Sulsel melawan Penjajah.
Seminar ini mampu memberikan pencerahan pada semua pihak dan menghasilkan sebuah rumusan kesepakatan.
“Seminar memutuskan hari Jadi Malino itu jatuh pada tanggal 18 Desember 1927,” urai Abdul Kadir.
Baca Juga : DPP Apersi Sasar Kampus di Makassar, Ajak Mahasiswa Jadi Developer Muda
Kesuksesan seminar ini menjadi sebuah kesyukuran bagi semua pihak, sudah lama dan mungkin sudah tahunan diskusi akan sejarah Malino.
“Kapan hari jadinya dan usulan agar Malino bisa menjadi kecamatan khusus destinasi wisata, Alhamdulillah suksesnya acara ini menjadi langkah harapan warga bisa terwujud tentu dukungan Pemerintah Kabupaten Gowa menjadi keyakinan selanjutnya,” kunci Ketua PHRI Gowa tersebut.
Hal senada disampaikan Kaharuddin Muji, salah satu Aktivitas Sosial Lingkungan dan budaya Gowa
menyatakan memberikan penghargaan dan apresiasi yang besar terhadap pelaksana kegiatan seminar sehari dalam rangka mencari tahu kapan sesungguhnya Malino itu dilahirkan sehingga kemudian secara bersama nantinya bisa disepakati tanggal, bulan dan tahun berapa Hari Jadi Malino, dan berharap segera bisa disusun Naskah Akademiknya kemudian diusulkan untuk menjadi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gowa.
Baca Juga : Puncak Perayaan Dies Natalis, Unhas Beri Penghargaan pada Mahasiswa Berprestasi
Hasil Seminar ini ternyata belum final, Nasmilah Ketua Penyelenggara seminar dari Fakultas Ilmu Budaya Unhas menyatakan hasil dari kegiatan seminar sehari itu menjadi salah satu awal yang akan menjadi acuan dalam penyusunan naskah akademik, yang kemudian akan diserahkan ke pemerintah Daerah kabupaten Gowa untuk dibuatkan Peraturan Daerah.
“Sehingga Malino yang saat ini sudah menjadi daerah wisata yang telah dikenal secara meluas, memiliki tanggal dan waktu tepatnya sebagai hari Jadi Malino secara pasti,” katanya.
Soal keputusan resmi Hari Jadi Malino akan diputuskan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa.
“Regulasi masih membutuhkan waktu namun kami yakin ini akan berjalan cepat karena seminar dilaksanakan atas dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Gowa,” ungkap Nasmilah yang disampaikan lewat Ketua PHRI Gowa.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News