HARIAN.NEWS, GOWA – Fenomena kekerasan terhadap anak dan remaja di Kabupaten Gowa semakin memprihatinkan. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah kasus tercatat mencuat ke publik, mulai dari pengeroyokan anak di kawasan Tumanurung hingga tindak perundungan di sekolah-sekolah.
Kasus terbaru, seorang bocah berusia 14 tahun harus dilarikan ke rumah sakit setelah dianiaya oleh sekelompok remaja di jalan raya. Sebelumnya, rekaman CCTV juga sempat viral memperlihatkan aksi pengeroyokan pelajar di Jalan Tumanurung.
Rangkaian kasus ini memperlihatkan bahwa anak-anak tidak hanya rentan menjadi korban di ruang publik, tetapi juga di ruang kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar yang aman.
Pemuda Muhammadiyah Gowa menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini. Dalam pernyataannya, organisasi kepemudaan ini menilai kekerasan, baik di jalanan maupun di lingkungan sekolah, adalah gejala serius yang mencerminkan adanya krisis pembinaan generasi muda.
Baca Juga : Kolaborasi PM Gowa & Dinkes Hadirkan Layanan Gratis
“Sekolah dan jalanan semestinya menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan berinteraksi. Namun kenyataannya, masih ada anak-anak yang menjadi korban di tempat-tempat tersebut. Kekerasan, baik di ruang publik maupun di ruang kelas, adalah tanda bahwa ada sesuatu yang harus segera dibenahi dalam cara kita membina dan melindungi generasi muda,” demikian pernyataan resmi Pemuda Muhammadiyah Gowa.
Organisasi ini mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak tegas sekaligus profesional dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Namun, mereka juga menekankan bahwa penindakan hukum saja tidak cukup.
Pemerintah daerah melalui dinas terkait perlu mengedepankan langkah pencegahan, termasuk memperkuat pengawasan di titik-titik rawan, meningkatkan patroli, serta mendorong sekolah-sekolah membangun budaya antikekerasan. Pendidikan karakter, penguatan empati, dan penyelesaian konflik damai harus diintegrasikan dalam sistem pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Baca Juga : Ironi ‘Kabupaten Layak Anak’, Kasus Kekerasan Seksual di Sinjai Malah Marak
Pendampingan psikologis, menurut Pemuda Muhammadiyah Gowa, juga menjadi hal penting. Baik korban maupun pelaku yang masih berusia remaja memerlukan intervensi yang tepat untuk mencegah trauma berkepanjangan maupun perilaku kekerasan berulang.
“Upaya keadilan restoratif bisa menjadi jalan tengah untuk menyeimbangkan aspek hukum dengan pemulihan sosial, sehingga anak-anak tetap bisa dibina tanpa kehilangan masa depan mereka,” tegas pernyataan itu.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Gowa menambahkan, “Kami sangat prihatin bukan hanya dengan kekerasan yang terjadi di jalan, tetapi juga di ruang kelas. Kedua ruang ini seharusnya menjadi tempat aman, bukan arena ketakutan. Generasi muda Gowa adalah aset bangsa, sehingga mereka harus dibina, dididik, dan dilindungi. Kami mendesak aparat, pemerintah daerah, pendidik, dan masyarakat untuk bekerja sama mencegah kekerasan serta membangun ruang publik dan ruang pendidikan yang beradab dan penuh harapan.”
Baca Juga : Kekerasan terhadap Anak Dinilai Seperti Gunung Es, Makassar Diminta Kerja Multi Pihak
Pemuda Muhammadiyah Gowa menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa mayoritas anak dan pemuda di Gowa adalah generasi yang cerdas, kreatif, dan penuh prestasi. Kekerasan yang dilakukan oleh segelintir oknum tidak boleh mencoreng nama baik seluruh pemuda.
“Inilah momentum bagi kita semua untuk berbenah, agar jalanan dan ruang kelas di Gowa benar-benar menjadi ruang kehidupan yang aman, ramah, dan mendukung masa depan generasi penerus bangsa,” tutup pernyataan itu. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
