JENEPONTO, HARIAN.NEWS – Pengerjaan rekonstruksi jembatan Munte penguhubung tiga kecamatan, Turatea, Binamu, Kelara, Jeneponto hingga kini tak kunjung tuntas.
Bahkan pengerjaan menggunakan bantuan dana hibah dengan anggaran Rp 8,7 miliar tahun anggaran 2022 dari Badan penanggulan bencana daerah (BPBD) Jeneponto sudah melewati masa kontrak.
Sesuai tertuang dipapan proyek rekonstruksi jembatan Munte (Poros Mangaungi-Mangepong) Kec. Turatea yang dikerjakan oleh CV. Citra Lestari Mandiri, waktu pelaksanaan 10 Mei sampai 5 November 2022 atau sudah molor.
Baca Juga : Mantan Presiden BEM, Dedy Herianto Resmi Pimpin BARET ICMI Jeneponto

Kondisi ini mendapat perhatian dari masyarakat setempat maupun organisasi masyarakat yang mendesak agar jembatan segera dituntaskan.
“Semoga pekerjaan jembatan ini segera selesai,” harap warga saat di lokasi pengerjaan jembatan.
Baca Juga : Ketum KKT Jeneponto Ajak Bangun Daerah: Pilkada Selesai Saatnya Bersama Membangun Jeneponto
Sementara itu Subair, pegiat anti korupsi Jeneponto yang menyoroti pengerjaan yang sudah melewati batas waktu. Bahwa pekerjaan jembatan ini dilakukan setelah terjadi banjir bandang pada tahun 2019 lalu yang saat ini sudah memasuki 2023.
“Pengecoran lantai jembatan juga belum dikerja,” bebernya saat meninjau lokasi, Selasa (3/1/2023).
Ia kemudian menanyakan penyebab terlambatnya pengerjaan ini, alasannya pemasangan tiang pagar jembatan yang harus dilas belum selesai. Termasuk, alasan lainnya kondisi hujan, sehingga pekerjanya takut ke setrum listrik.
Baca Juga : Bulog Siap Beli Gabah Petani Jeneponto Rp6.500/Kg, Lapor 3 Hari Sebelum Panen!
Padahal, menurut Subair, perusahaan seharusnya telah mewanti hal itu dengan dilengkapi alat keselamatan saat bekerja.
“Inilah pengetahuan dan pemahaman yang seharusnya di jelaskan kepada pekerja bahwa terkait masalah alat pelindung diri (APD) itu hanya bagian terkecil daripada sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, bagian yang terpenting daripada penerapan K3 itu adalah bagaimana petugas dapat mengendalikan potensi kejadian yang berhubungan dengan keselamatan pekerja dan lingkungan.
Baca Juga : Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Turatea Jeneponto Persiapkan Halal Bihalal
“Maaf, K3 itu punya anggaran tersendiri coba saja kita liat di RAB,” tambahnya.
Harian.news berupaya melakukan konfirmasi ke CV. Citra Lestari Mandiri, dalam hal ini Arnal selaku project manager terkait molornya proyek jembatan ini belum memberikan jawaban.
Pesan WhatsApp yang tercentang satu serta dihubungi via telepon celuler tapi belum tersambung.
Diketahui Desa Bonto Mate’ne Kec Turatea Kabupaten Jeneponto, Sekitar 7 KM dari Kota Bontosunggu Jeneponto, Jembatan Munte putus dan ribuan KK warga terisolasi saat 2019 lalu.
Pasca putusnya jembatan, pihak TNI berinisiatif membangun jembatan darurat untuk dilalui sembari mengunggu jembatan Munte tuntas.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
