HARIAN.NEWS, BATAM – Beredar video di media sosial bakal calon Wakil Wali (Wawali) Kota Batam Li Claudia Chandra mengeluarkan narasi agar warga tak memilij kotak kosong pada Pilkada yang akan datang.
Dalam video itu Claudia mengatakan “apakah kalian waras memilih kotak kosong, iya kan? Masa kotak kosong gak ada orangnya dipilih, kalian mau dipimpin dengan kotak kosong, kan nggak”.
Diduga, Claudia menyampaikan ini di hadapan tim pemananganya, yang didampingi oleh seorang kader Partai Gerindra yang juga anggota DPRD Batam, Luther Jansem. Menurut Claudia, jika masyarakat memilih kotak kosong dalam Pilkada di Batam nanti itu dianggap tidak waras, sehingga tidak pantas untuk memilih kotak kosong.
Baca Juga : ASN Luwu Utara Diduga Terlibat Politik: Imbauan Bupati Disebut Hanya Gertakan
Meski disampaikan internal, namun video ini menjadi viral dan direspons negatif oleh banyak pihak, termasuk netizen. Dikutip harian.news dari salah satu akun facebook yang memposting video itu, salah satu netizen melayangkan komentar “maksa nampaknya, gaya bicaranya seolah warga itu bodoh”.
“Belum apa-apa uda marah-marah”, tulis netizen lainnya yang harian.news tak menuliskan akunnya.
“Kalo mo pilih kotak kosong juga gak apa-apa X Bu…kan DEMOKRATIS juga bu”, tulis yang lain.
Baca Juga : Projo Sulsel Klaim Tahu Cara Menangkan Danny-Azhar di Pilgub
Komnetra-komentar negatif lainnya menyusul postingan ini, seperti “Saya sangat waras dan saya pilih Kotak Kosong”, “Jangan memaksa Bu…lebih baik kotak kosong daripada ibu”, “ayo kita pilih Kotak kosong”, “Pilih kotak kosong lebih baik daripada milih dia”, “Semoga Calon Pemimping Yang Mau Kita Pilih bisa Memberikan contoh yang baiklah”, “Semoga batam benar-benar menjadi bandar madani, Susah nak bedakan kotak kosong dengan otak kosong di jaman teknologi canggih saat ini pak”, “Sombong betul ni orang”, dan “galfoc sama bibirnya yg lancip”.
Namun, ada juga komentar yang menganggap bahwa pernyataan itu disampaikan dalam rangka kampanye “Biasalah om kan lg kampanye”.
Sebagaimana informasi, dalam Pilkada Batam yang bakal digelar pada 27 November 2024 akan diikuti pasangan calon wali kota – wakil wali kota Batam Amsakar Ahmad berpasangan Li Claudia Chandra. Pasangan Amsakar-Li Claudia Chandra (LCC) mendapat dukungan mayoritas dalam kontestasi Pilwako Batam 2024 mencapai 43 kursi, dari 50 kursi parlemen Kota Batam.
Baca Juga : KPK Temukan Dokumen dalam Mobil Harun Masiku yang Terparkir 2 Tahun
Ada pun 43 kursi pengusung Amsakar-LCC adalah, NasDem 10 kursi, Partai Gerindra 7 kursi, Partai Golkar 6 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4 kursi, PAN 3 kursi, Demokrat 2 kursi, PSI 1 kursi dan PPP 1 kursi, PKS 6 kursi, Hanura 2 kursi, dan PKN 1 kursi.
Praktis tersisa PDIP yang memiliki 7 kursi dan mustahil bisa mengusulkan calon sendiri sebab syarat pencalonan 20 persen dari kursi DPRD Batam. Ini berarti bahwa bisa dipastikan Pasangan Amsakar-LCC akan melawan kotak kosong dalam kontestasi Pilwako Batam 2024.
Pengamat politik Kota Batam Abdul Hafid, mengatakan pernyataan Claudia itu tidak mesti terjadi kalau dilihat dalam perspektif demokrasi. Dalam demokrasi, setiap warga negara berhak untuk memilih sesuai dengan hati nurani dan keyakinannya, termasuk memilih kotak kosong.
Baca Juga : Minta Restu, Cawagub Sulsel Azhar Arsyad Sowan ke Anregurutta Prof Farid Wajdi
Ia menjelaskan, memilih kotak kosong merupakan bentuk ekspresi ketidakpuasan atau protes terhadap calon yang ada. Menyalahkan atau merendahkan pilihan tersebut bisa dianggap sebagai tidak menghargai prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat.
“Memilih kotak kosong juga dilindungi UU, sehingga tidak harus menyalahkan dan merendahkan orang yang memilih kotak kosong” ujar Hafid.
Hafid juga menegaskan bahwa sebagai calon pemimpin, Claudia seharusnya menunjukkan sikap yang lebih bijaksana dan menghormati hak-hak politik masyarakat. Mengeluarkan narasi dan menganggap orang yang memilih kotak kosong sebagai “tidak waras” dapat mencerminkan kurangnya kematangan emosional dan pemahaman terhadap dinamika politik serta aspirasi rakyat.
Sebaliknya, sikap yang lebih konstruktif adalah mendengarkan alasan di balik dukungan terhadap kotak kosong dan mencoba memahami kekhawatiran atau ketidakpuasan masyarakat. Dengan memahami alasan tersebut, Claudia bisa menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan bagaimana programnya bisa menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat, daripada merespon dengan kemarahan.
Oleh karena itu, Hafid menyarankan kepada Claudia bahwa kepemimpinan yang efektif membutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi secara positif dan membangun dialog, bukan dengan cara yang konfrontatif.
Sebagai calon pemimpin, kata Hafid, Claudia bisa fokus pada bagaimana memenangkan hati dan pikiran masyarakat melalui argumen yang rasional, program yang konkret, dan sikap yang menghormati kebebasan pilihan.
Hafid menambahkan, masyarakat sebaiknya tidak terbawa emosi atau terpancing oleh nada marah-marah Claudia. Tetap tenang dan fokus pada isu yang sebenarnya, yaitu hak untuk memilih sesuai keyakinan, termasuk memilih kotak kosong.
“Penting untuk mengingat bahwa dalam demokrasi, setiap orang memiliki hak untuk menyuarakan pendapat dan membuat pilihan, termasuk pilihan untuk tidak memilih calon manapun (kotak kosong),” ujar Hafid.
“Ini adalah bagian dari kebebasan politik yang harus dihormati oleh semua pihak, termasuk oleh calon pemimpin. Masyarakat sebaiknya tidak merespons dengan tindakan atau ucapan yang provokatif. Jika ingin memberikan tanggapan, lakukanlah dengan cara yang sopan dan sesuai dengan etika berpendapat,” lanjutnya.
PENULIS: ABDUL HAFID
Baca berita lainnya Harian.news di Google News