Logo Harian.news

WHO: Kematian karena Penyakit di Gaza Bisa Lebih Banyak daripada Serangan Israel

Editor : Rasdianah Rabu, 29 November 2023 23:31
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: ist
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: ist

HARIAN.NEWS, – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan jumlah orang yang meninggal di Jalur Gaza karena penyakit akan lebih banyak dibandingkan pengeboman yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober lalu.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ada peningkatan risiko wabah penyakit karena tempat penampungan yang penuh sesak dan kurangnya makanan, air, sanitasi dan obat-obatan.

Ia mengatakan 111 ribu orang menderita infeksi saluran pernapasan dan 75 ribu lainnya menderita diare, lebih dari separuhnya berusia di bawah lima tahun.

Baca Juga : Presiden Perancis Sebut akan Akui Kemerdekaan Palestina: Tunggu Momen Tepat

“Mengingat kondisi kehidupan dan kurangnya perawatan kesehatan, lebih banyak orang yang dapat meninggal karena penyakit daripada pengeboman,” katanya, dikutip dari republika, Rabu (29/11/2023).

Ia menyerukan gencatan senjata yang berkelanjutan. “Ini adalah masalah hidup atau mati bagi warga sipil.”

PBB mengatakan mengatakan serangan Israel ke Gaza membuat 1,8 juta orang atau sekitar 80 persen dari populasi Gaza mengungsi. Sementara itu warga Palestina di Gaza khawatir perang Israel-Hamas, yang menyebabkan kematian, kehancuran, dan pengungsian yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut akan kembali pecah.

Baca Juga : Musim Haji 2024, Raja Salman Undang 2.322 Jemaah: 1.000 Keluarga Syuhada Palestina

“Kami sudah muak,” kata Omar al-Darawi, yang bekerja di rumah sakit Al-Aqsa Martyrs yang penuh sesak di pusat kota Deir al-Balah.

“Kami ingin perang ini berhenti,” katanya.

Seorang ayah dari tiga anak yang tinggal bersama keluarga lain di selatan Gaza, Ihab Abu Auf mengatakan dua kali ia mencoba dua kali kembali ke rumahnya di utara, namun ditolak pasukan Israel.

Baca Juga : Spanyol, Irlandia, dan Norwegia Resmi Akui Palestina sebagai Negara

Kedua orang tersebut berbicara ketika mediator internasional bekerja untuk memperpanjang gencatan senjata yang telah menghentikan pertempuran selama hampir satu minggu. Keduanya mengatakan akan menjadi bencana besar jika Israel melanjutkan serangannya dan mengirim pasukan ke selatan, di mana ratusan ribu warga Palestina telah mencari perlindungan.

“Ke mana kami akan pergi dengan perempuan dan anak-anak kami?” Kata Abu Auf.

“Mereka menginginkan Nakba yang lain,” tambahnya.

Baca Juga : Israel Serang Tenda Pengungsi di Rafah, 40 Orang Tewas

Ia mengacu peristiwa yang memaksa ratusan ribu orang Palestina melarikan diri atau diusir dari wilayah yang sekarang disebut Israel selama perang tahun 1948 yang melatarbelakangi berdirinya negara tersebut. Mesir menolak menerima pengungsi Palestina dan Israel menutup perbatasannya sejak perang mulai pecah.

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news atau Whatsapp 081243114943

Follow Social Media Kami

KomentarAnda