AUSTRALIA, HARIANEWS.COM – Asia-Pasific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction 2022 yang dihadiri Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi di Brisbane Australia memasuki hari terakhir, Jumat (23/09).
Pada pertemuan terakhir, ia mengikuti sesi diskusi bersama delegasi dari berbagai negara membahas strategi Kota Makassar dalam menghadapi resiko bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.
“Hasil diskusi tersebut akan dijadikan rujukan modul pembelajaran untuk pengurangan resiko bencana guna memastikan pembangunan berkelanjutan dan inklusif berbasis ketahanan,” kata Fatmawati Rusdi melalui siaran pers Pemkot.
Baca Juga : Fatmawati ke Lintas Etnis: Keberagaman adalah Kekuatan, Bukan Penghalang
Dalam diskusi tersebut, ia menyampaikan program Makassar Recover sebagai strategi pemerintah kota meminimalisir resiko bencana melalui tiga sektor. Diantaranya, imunitas kesehatan, adaptasi sosial, dan pemulihan ekonomi.
Selain Makassar Recover, ada tiga isu yang menjadi permasalahan terkait perubahan iklim. Ketiganya, sea level rise, cuaca ekstrim, dan carbon emossion.
Terkait isu sea level rise atau meningkatnya level permukaan air laut yang berdampak pada terjadinya abrasi, rob, dan intrusi air laut.
Baca Juga : Pemilihan 27 November, Fatmawati Ajak Masyarakat Luwu Menangkan Andalan Hati dan Arham-Rahmat
Mengatasi bencana abrasi dan banjir rob, Pemkot Makassar sudah memiliki program mitigasi dan adaptasi yang dilakukan dengan membuat polder atau tanggul penahan ombak, dan reklamasi di kawasan pantai.
Sedangkan untuk intrusi air laut atau naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan yang menyebabkan air tanah menjadi payau, upaya mitigasi dilakukan melalui program perlindungan laut pantai.
“Progressnya sepanjang 17 kilometer garis pantai, antara lain penanaman, mempertahankan tanaman bakau/mangrove,” tuturnya.
Baca Juga : Pj Sekda Kota Makassar dan Australia Indonesia Institute Bahas Kerja Sama Pariwisata dan Pendidikan
Bencana yang diakibatkan cuaca ekstrim seperti angin ribut dan banjir, pemerintah sudah membuat pusat layanan evakuasi dan menyiapkan relawan bencana alam.
“Kita buat juga tempat penampungan Macca yang dapat menampung 10 ribu orang, dan pembuatan kolam regulasi waduk nipa-nipa dan waduk balang tonjong,” bebernya.
Sedangkan permasalahan emisi, ada dua dampak yang memungkinkan terjadi. Yaitu polusi dan gelombang panas.
Baca Juga : Fatmawati Disambut Antusias Warga di Lokaai Tak Terjadwal
“Terkait isu ini mitigasi kita seperti bank sampah, kendaraan listrik, koridor hijau, dan bank energi,” tutupnya. **
Baca berita lainnya Harian.news di Google News