Logo Harian.news

Pasar Takjil Ramadan di Jl Mappanyukki, Surga Kuliner Berbuka di Makassar

Editor : Redaksi Rabu, 05 Maret 2025 14:36
Suasana Pasar Ramadan di Jl Mappanyukki, Foto: HN/Sinta.
Suasana Pasar Ramadan di Jl Mappanyukki, Foto: HN/Sinta.

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Setiap Ramadan tiba, suasana di Jl Mappanyukki, Makassar, berubah drastis. Sejak pukul 15.00 WITA, jalan ini dipadati oleh ratusan manusia. Kendaraan bergerak perlahan, trotoar dan bahu jalan penuh sesak oleh warga yang berburu takjil untuk berbuka puasa.

Tahun demi tahun, pasar takjil ini semakin ramai. Tak hanya menjadi pusat jajanan khas Ramadan, tetapi juga menghadirkan suasana yang khas, di mana para pembeli dan penjual berinteraksi dalam nuansa yang penuh kehangatan. Tak jarang, orang-orang sengaja datang lebih awal sekadar untuk menikmati atmosfernya yang meriah.

Pasar ini terletak di jantung Kota Makassar, tepat di belakang Gedung Wisma Kalla. Sejak siang hari, para pedagang sudah bersiap. Mereka menggelar dagangan di meja-meja yang disediakan pengelola. Untuk bisa berjualan di lokasi ini, setiap pedagang membayar biaya sewa sebesar Rp 35 ribu per hari.

Baca Juga : Dukung Pertumbuhan UMKM, Pangkep Hadirkan Pasar Ramadan

Jajanan Khas yang Selalu Diburu

Begitu memasuki area pasar, aroma berbagai makanan langsung menyeruak. Jajanan khas Makassar tersaji dalam beragam pilihan, menggoda setiap pengunjung untuk mencicipinya. Jalangkote, pastel khas Makassar yang mirip dengan panada, dijual seharga Rp 3 ribu per biji. Lopis, jajanan manis berbahan dasar ketan yang disajikan dengan gula merah cair dan kelapa parut, dihargai Rp 7 ribu.

Suasana Pedagang Menjajal Makanan di Pasar Ramadan Mappanyukki, Foto: HN/Sinta.

Baca Juga : DPD APINDO Sulsel Kembali Selenggarakan Pasar Murah

Tak ketinggalan sikaporo, kue berwarna kuning dan hijau dengan tekstur lembut seperti puding, yang dijual Rp 20 ribu untuk tiga kue. Sementara itu, barongko, makanan berbahan dasar pisang dibungkus daun pisang, bisa dibeli seharga Rp 5 ribu per kue.

Bagi pencinta minuman segar, berbagai jenis es juga tersedia. Es sirsak dan es cendol bisa dinikmati dengan harga Rp 6 ribu per porsi. Sementara es pallubutung, hidangan khas Makassar yang terdiri dari pisang kukus dengan santan manis dan sirup merah, dijual Rp 7 ribu per porsi.

Bagi yang mencari makanan berat, pilihannya tak kalah menggiurkan. Paria kambu, hidangan khas Makassar berupa pare yang diisi dengan ikan atau daging, dijual Rp 5 ribu per biji. Ikan goreng bisa didapatkan dengan harga Rp 15 ribu per potong, sementara pepes ikan dihargai Rp 7 ribu per bungkus.

Baca Juga : Legislator Gowa Benarkan Ada Laporan Terkait Pasar Ramadan Masjid Syech Yusuf

Pedangang Kerak Telor (Makanan Khas Jakarta), di Pasar Ramadan Jl Mappanyukki, Foto: HN/Sinta.

Menariknya, selain jajanan lokal, beberapa makanan dari luar daerah juga ikut meramaikan pasar takjil ini. Kerak telor, kuliner khas Betawi, bisa ditemukan di beberapa lapak. Bahkan, permen buah tanghulu asal Korea juga ikut dijajakan, memberikan variasi rasa bagi para pemburu takjil.

Tradisi yang Terjaga dan Peluang Ekonomi Warga

Baca Juga : Disebut tak Setorkan PAD Pasar Ramadan Masjid Syech Yusuf, Begini Penjelasan Kadispora Gowa

Pasar Ramadan di Jl Mappanyukki bukan sekadar tempat membeli makanan berbuka. Ia telah menjadi bagian dari tradisi yang terus dijaga. Banyak warga Makassar yang menjadikan kunjungan ke pasar takjil ini sebagai rutinitas tahunan. Ada yang datang untuk mencari takjil favorit, ada pula yang sekadar menikmati suasana sore hari menjelang berbuka.

Bagi para pedagang, pasar ini menjadi ladang rezeki yang dinantikan setiap tahun. Sebagian besar dari mereka adalah warga sekitar yang berjualan secara musiman selama bulan Ramadan. Momen ini mereka manfaatkan untuk menambah penghasilan, terutama bagi ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil.

Harga makanan yang terjangkau, berkisar antara Rp 3 ribu hingga Rp 25 ribu, membuat pasar ini tetap menjadi pilihan utama masyarakat. Dengan ramainya pengunjung, perputaran uang di pasar ini cukup besar, sehingga berdampak positif bagi perekonomian warga setempat.

Suasana Pengunjung Mengantri Membeli Takjil di Pasar Ramadan Mappanyukki, Foto: HN/Sinta.

Seiring matahari yang semakin condong ke barat, suasana pasar semakin ramai. Pembeli berdesakan, memilih jajanan favorit sebelum azan Maghrib berkumandang. Ada yang sibuk menawar harga, ada pula yang mengantre panjang di lapak-lapak populer.

Di tengah kesibukan itu, para pedagang tetap tersenyum. Mereka paham, Ramadan adalah berkah. Tidak hanya bagi mereka yang berpuasa, tetapi juga bagi mereka yang menggantungkan hidup dari pasar takjil ini. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ini akan terus dikenang dan dinantikan kembali di Ramadan berikutnya.

Penulis: Nursinta

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda