Logo Harian.news

Refleksi Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Tabligh Akbar Zulhijah

Editor : Andi Awal Tjoheng Minggu, 25 Juni 2023 20:59
Tabligh Akbar Zulhijah Wahdah Islamiyah bersama Muslimah Wahdah. Foto:Istimewa
Tabligh Akbar Zulhijah Wahdah Islamiyah bersama Muslimah Wahdah. Foto:Istimewa

MAKASSAR, HARIAN.NEWS – Wahdah Islamiyah bersama Muslimah Wahdah kembali mengadakan Tablig Akbar Zulhijah 1444 H, Ahad, 25 Juni 2023.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring di Kampus STIBA Makassar dan luring via Zoom. Tablig Akbar Zulhijah ini juga membuka 84 titik nonton bareng seluruh Indonesia.

Menghadirkan Ustadz Dr KH Muhammad Zaitun Rasmin Lc MA Hafidzahullah sebagai pemateri, kegiatan ini mengusung tema “Berkorban untuk surga, keluarga di dunia dan akhirat”.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Hadiri Tabligh Akbar dan Pelepasan 368 Dai Nusantara

Ustadz Zaitun Rasmin menjelaskan bahwa banyak 10 hari pertama Zulhijah memiliki banyak keutamaan.

Salah satu keutamaanya yakni dengan berqurban.
“Ibadah qurban adalah ibadah paling utama di hari tasyrik, khususnya 10 zulhijjah,” ujarnya.

Kilas Balik Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Baca Juga : Serentak di Seluruh Indonesia, Aksi Dukung Palestina di Makassar Digelar di Monumen Mandala

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ada wujud pengorbanan mendalam.

Bagaimana bisa siap berkorban untuk mendapatkan surga?

Perintah Allah untuk menguji ketaatan Nabi Ibrahim dan keluarganya, termasuk Nabi Ibrahim anaknya dan istrinya Sitti Hajar.

Baca Juga : Suarakan 5 Poin Penting, Ratusan Muslimah Wahdah Islamiyah Gelar Aksi Bela Palestina

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Putra yang sangat dirindukan, namun karena perintah Allah harus siap berkorban akan hal itu.

“Bagaimana Ismail, jiwanya diminta untuk dikorbankan, semua sudah siap berkorban di jalan Allah,” jelas Ustadz Zaitun.

Baca Juga : Puncak Tebar Ifthar Akbar Nusantara, Muslimah Wahdah Bagikan 10.000 Paket Buka Puasa

Hingga akhirnya, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba di detik-detik terakhir saat ingin Nabi Ibrahim menyembelih putranya.

Refleksi Siap Berkorban untuk Surga

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail ini kita bisa mengambil refleksi pelajaran.

Bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim itu menjadi jalan untuk mendapatkan tempat tertinggi di sisi Allah.

“Untuk mendapatkan tempat tertinggi di sisi Allah, mendapatkan surga di akhirat dan juga mendapatkan surga di dunia,” ujar Ustadz Zaitun.

Ustadz Zaitun menambahkan bawa surga adalah harapan dan tujuan orang beriman.

Untuk mendapatkan surga memang dibutuhkan sebuah pengorbanan yang tidak main-main.

Banyak ayat dalam Al-Quran yang menceritakan bahwa surga adalah tempat kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi.

Ustadz menambahkan bahwa surga bagi orang yang beriman sesuai dengan hadits Ibnu Qayyim ada tiga yakni surga dunia, surga alam barzah, dan surga akhirat.

Ini semua diperoleh dari bagaimana ketaatan kita kepada Allah, baik dalam shalat kita, sedekah kita, hingga waktu yang disediakan untuk mengejar surga ini.

“Agar setiap orang bisa mendapatkan kesempatan, berkorban dengan diri kita dengan tenaga, waktu, termasuk dengan jiwa kita,” ujarnya.

“Mari bangun surga dunia dan surga akhirat kita, jangan berpikir kita bisa masuk surga di akhirat, kalau kita tidak memperjuangkanya,” tutupnya di akhir ceramah. ***

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi@harian.news

Follow Social Media Kami

KomentarAnda