HARIAN.NEWS, JAKARTA – Pengamat politik sekaligus pendiri Pusat Studi untuk Demokrasi, Kiki Rizki Yoctavian mengkritik hasil riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis kemarin. Di mana survei tersebut menyebutkan bahwa kenaikan elektabilitas pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meningkat hingga 45,6 persen unggul dibandingkan dua paslon lain peserta Pilpres 2024.
Menurut dia, jika dihitung dan dibandingkan sejak 22 Oktober hingga 10 Desember atau 48 hari, maka survei LSI untuk Prabowo naik hingga mencapai 9,7 persen. Jika angka tersebut dikonversi dengan jumlah suara dengan basis DPT 204 juta maka itu senilai dengan 19,8 juta suara. Jadi suara Prabowo bertambah 19,8 juta hanya dalam 48 hari atau rata-rata tiap hari tambah 416.000 suara.
“Jika survey LSI itu dianggap suatu kebenaran maka pertanyaannya adalah bagaimana Prabowo bisa mendapatkan tambahan 416 ribu suara setiap hari? Isu apa yang mampu membuat dalam 48 hari ada 19,8 juta suara pindah ke Prabowo,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (11/12/2023).
Baca Juga : 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran: Survei Tunjukkan 79,3% Responden Puas
Kiki heran narasi sekuat apa dan mesin amplifikasi sebesar apa yang bisa membuat 19,8 juta suara pindah dalam 48 hari.
“Mesin dari Bong bong, mesin Mossad, CIA atau KGB pun rasanya gak mampu membuat pergeseran suara sebesar itu,” tanya dia.
Dia mencoba membandingkan raihan pasangan Prabowo-Gibran dengan pasangan lainnya Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca Juga : Program MBG Resmi Dimulai, Targetkan 3 Juta Penerima
“Kesalahan besar apa yang dilakukan Ganjar? Siapa yang dihina atau dinistakan Ganjar sehingga ada kemuakan luar biasa yang membuat 19,8 juta suara pindah ke Prabowo? Bahkan kalau kita gunakan Pilkada DKI sebagai perbandingan maka tuduhan penistaan Agama dan diriingi Demo berjilid-jilid saja tidak mampu menggeser suara sebesar dan secepat ini,” terang Kiki.
“Sebaliknya kebaikan semulia apa yang dilakukan oleh Prabowo Gibran atau Jokowi sekali pun sehingga dalam 48 hari tiap hari rata rata 416 ribu suara pindah ke Prabowo?” sambungnya.
Sepengetahuan Kiki, tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh Ganjar-Mahfud maupun Anies-Muhaimin sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran 19,8 juta suara dalam 48 hari.
Baca Juga : Gemira Sulsel Dukung Gus Irfan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran sebagai Menag
Sebaliknya, selama 1 bulan ini justru ada banyak sentimen negatif yang menerpa Prabowo Gibran seperti Mahkamah Keluarga, politik dinasti, perubahan aturan wali kota yang ikut menjadi Ccpres/cawapres, perubahan aturan debat hingga baliho “misterius” yang tersebar se Indonesia dalam hitungan hari.
“Apakah istilah gemoy dan perubahan unsur kimia dalam asam folat hingga bisa menjadi asam sulfat punya kemampuan meyakinkan 19,8 juta orang untuk pindah dalam 48 hari? Kalau tidak ada kejadian dan isu yang luar biasa terjadi untuk pergeseran suara yang signifikan itu maka alasan memungkinkan adalah error sampling dalam metode survei. Kalau pun itu terjadi maka sangat layak seluruh lembaga survei untuk mengevaluasi metode-metode surveinya untuk hasil yang lebih kredibel,” tandasnya.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
