HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Perayaan Cap Go Meh memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia termaksud Makassar.
Ketua Perkumpulan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Dr. Yonggris, menegaskan bahwa Cap Go Meh bukan sekadar perayaan penutup Imlek dan tahun baru China, tetapi juga momen penting yang telah berlangsung selama lebih dari 5.000 tahun.
“Bagi orang Tiongkok, Cap Go Meh adalah hari di mana kita melewati tahun atau memasuki tahun yang baru,” ujarnya dalam podcast Ana’ Lorong Makassar, Rabu (29/1/2025).
Baca Juga : Hari Ke-2, Atraksi Barongsai Hingga Tari Karannuang Pikat Pengunjung Perayaan Jappa Jokka Cap Go Meh
Perayaan ini awalnya berkaitan erat dengan kalender agraris masyarakat Tiongkok kuno, terutama dalam menentukan musim tanam. Namun, seiring waktu, tradisi ini terus mengalami akulturasi dengan budaya setempat di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Menurut Dr. Yonggris, perayaan Imlek pada dasarnya adalah bentuk rasa syukur atas tahun yang telah dilewati, sekaligus harapan besar agar tahun berikutnya penuh berkah.
“Orang-orang berharap yang terbaik, baik untuk dirinya, keluarganya, bisnisnya, maupun untuk masyarakat luas,” katanya.
Baca Juga : Tari Harmoni Nusantara dan Pepe-Pepeka Ri Makka Memukau di Jappa Jokka Cap Go Meh
Dalam tradisinya, perayaan Imlek memiliki dua aspek utama, yaitu spiritual dan sosial. Dari sisi spiritual, masyarakat Tionghoa menjalankan berbagai ritual keagamaan untuk menyambut tahun baru, seperti berdoa di klenteng atau di rumah sebagai ungkapan terima kasih.
“Mereka juga melakukan sembahyang kepada leluhur yang telah meninggal sebagai bentuk penghormatan,” jelasnya.
Ritual ini berlangsung selama 15 hari dan berpuncak pada Cap Go Meh, yang menjadi malam terakhir dari rangkaian perayaan Imlek.
Baca Juga : Makassar Sukses Gelar Barongsai Competition, Pertama Kali di Festival Jappa Jokka
Sementara itu, dari sisi sosial, perayaan ini diwarnai dengan berbagai tradisi yang mempererat kebersamaan. Salah satunya adalah pemberian angpao kepada mereka yang belum menikah sebagai simbol harapan akan kesehatan dan keberuntungan.
“Selain itu, ada juga berbagai acara budaya yang diadakan di beberapa tempat untuk memperkenalkan budaya Tionghoa kepada masyarakat luas,” kata Dr. Yonggris.
Di Kota Makassar, Cap Go Meh dirayakan dengan acara Jappa Jokka Cap Go Meh, yang dibuat lebih meriah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Baca Juga : XL Axiata Pastikan Jaringan Optimal Sambut Perayaan Cap Go Meh 2025
“Dulu, kami ingin menciptakan ruang agar masyarakat bisa ikut serta dalam keceriaan Imlek. Acara ini menjadi bagian dari penutupan Cap Go Meh,” ujarnya.
Karena tahun ini Cap Go Meh jatuh pada hari Rabu, acara tersebut diadakan pada Sabtu dan Minggu.
Berbagai kegiatan akan mengisi acara ini, mulai dari panggung hiburan, festival kuliner, hingga karnaval budaya yang melibatkan berbagai etnis.
“Yang istimewa tahun ini, kami juga mengadakan RUN Cap Go Meh, yang akan berlangsung pada Minggu, 9 Februari,” ungkapnya.
Acara lari bersama ini akan melewati sejumlah ruas jalan di Kota Makassar, seperti Jalan Sulawesi, Jalan Lombok, dan Jalan Timor.
Dr. Yonggris berharap, melalui perayaan ini, masyarakat semakin mengenal Tionghoa dan mencintai budaya Makassar.
“Tujuan kami sederhana, agar masyarakat lebih mengetahui budaya Tionghoa dan melihatnya sebagai bagian dari keberagaman yang ada di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Nursinta
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
