Dalam sambutannya, Prof. Jamaluddin Jompa menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras para akademisi yang kini bergabung dalam jajaran profesor Unhas.
Ia menekankan bahwa pengukuhan ini bukan hanya pencapaian individu, tetapi juga bagian dari upaya universitas dalam memperkuat kontribusi keilmuan bagi masyarakat luas.
“Kami berharap para guru besar ini dapat terus menghasilkan inovasi yang berdampak luas, berkontribusi dalam riset-riset unggulan, serta memperkuat jejaring akademik baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Prof. Jamaluddin.
Baca Juga : Jalani Debut Sebagai Penguji Eksternal Doktor di Unhas, Deng Ical Uji Disertasi Anti-Fraud Bank Sulselbar
Paparan Ilmiah Para Guru Besar
Setelah pengukuhan, masing-masing guru besar menyampaikan pidato ilmiah sesuai bidang keahliannya
Prof. Tasrifin Tahara dalam orasinya mengangkat tema Kebudayaan dan Kekuasaan: Pemikiran Antropologi Fase 3.0 untuk Masa Depan Kebudayaan di Indonesia.
Baca Juga : Mutasi Bukan Sekadar Pindah Jabatan: Refleksi Akademik atas Dinamika Pemerintahan yang Sehat di Takalar
Ia menyoroti bagaimana disrupsi teknologi dan era digital mengubah dinamika budaya, termasuk tantangan apropriasi budaya serta pentingnya perlindungan identitas budaya lokal dalam arus globalisasi.
Prof. Muhammad Iqbal Djawad membahas tentang Fisiologi Lingkungan, Bioenergetika dan Stresor: Tantangan yang Dihadapi Akuakultur.
Ia menjelaskan bagaimana pemahaman yang lebih baik tentang stresor lingkungan dan bioenergetika dapat meningkatkan efisiensi budidaya ikan dan memastikan keberlanjutan industri akuakultur di masa depan.
Baca Juga : LeDHaK UNHAS Kukuhkan 153 Anggota Baru dan 223 Kader Tetap dalam SEPAKAT XIV
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
