4. Rambut dan Kuku sebagai Simbol Keberuntungan
Memotong rambut atau kuku saat Imlek dianggap dapat “memotong” rezeki. Rambut dan kuku sering dikaitkan dengan pertumbuhan dan kemakmuran, sehingga memotongnya dianggap sebagai tindakan yang dapat mengganggu aliran energi positif.
5. Warna sebagai Simbol Energi
Warna hitam dan putih, yang sering dikaitkan dengan duka cita, dihindari selama Imlek. Sebaliknya, warna merah yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan menjadi pilihan utama dalam pakaian dan dekorasi.
Baca Juga : Rayakan Imlek 2025, Begini Apresiasi Huabao untuk Karyawan
6. Harmoni dalam Keluarga
Bertengkar atau marah-marah saat Imlek dianggap dapat membawa energi negatif ke dalam keluarga.
Suasana Imlek harus dipenuhi dengan kebahagiaan dan kerukunan, karena hal ini diyakini akan memengaruhi dinamika keluarga sepanjang tahun.
Baca Juga : Festival Imlek 2025: Merayakan Kebersamaan dan Budaya di Makassar
7. Barang Pecah Belah dan Doa Penebus
Memecahkan barang pecah belah seperti piring atau gelas dianggap sebagai pertanda buruk. Namun, jika hal ini terjadi, orang biasanya mengucapkan “suì suì píng ān” (岁岁平安) yang berarti “semoga kedamaian selalu ada setiap tahun” sebagai penebus kesialan.
8. Bubur dan Simbol Kemiskinan
Baca Juga : 6 Ribu Peserta Ikut Arak-arakan Dewa Dewi di Perayaan Imlek Makassar
Makan bubur di pagi hari Imlek dihindari karena bubur sering dikaitkan dengan kemiskinan. Sebagai gantinya, makanan yang lebih “mewah” seperti ikan, daging, atau kue keranjang disajikan untuk menarik kemakmuran.
9. Tidur dan Umur Panjang
Tidur terlalu cepat di malam pergantian tahun dianggap dapat mengurangi umur panjang. Oleh karena itu, keluarga biasanya berkumpul dan begadang bersama untuk menyambut tahun baru dengan penuh semangat.
Baca Juga : Begini Meriahnya Perayaan Imlek di Novotel Makassar
10. Tamu sebagai Pembawa Keberuntungan
Menolak atau mengusir tamu yang datang saat Imlek dianggap dapat mengusir keberuntungan. Tamu yang datang diyakini membawa energi positif dan rezeki, sehingga harus disambut dengan baik.
Tradisi dan pantangan dalam perayaan Imlek ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Tionghoa.
Dengan menjaga tradisi ini, mereka berharap dapat menyambut tahun baru dengan penuh harapan dan keberuntungan. ***
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
