Logo Harian.news

Mengenal Tradisi Malam 27 Ramadan di Masjid Arab, Salah Satu Masjid Tertua di Makassar

Editor : Rasdianah Rabu, 05 Maret 2025 09:11
Pengurus Masjid Arab, Ali Abdullah. Foto: Hn/Sinta
Pengurus Masjid Arab, Ali Abdullah. Foto: Hn/Sinta

HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Berdiri di tengah-tengah Kota Makassar, Masjid As-Said atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Arab di Jalan Lombok, Kecamatan Wajo, menjadi salah satu ikon Islam bersejarah di kota Daeng.

Dibangun pada tahun 1907 oleh komunitas pedagang dari India, Arab dan Pakistan, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat budaya dan tradisi yang terus hidup, terutama saat bulan Ramadan.

Masjid Arab memiliki arsitektur yang unik, menggabungkan gaya Timur Tengah dengan sentuhan khas Nusantara. Kubahnya terinspirasi dari Masjid Demak, sementara empat pilar penyangga di dalamnya melambangkan Khulafaurrasyidin, empat khalifah pertama dalam Islam.

Baca Juga : Momen Silaturahmi Idulfitri, IPPK Prov Sulsel Gelar Halal Bihalal

Tak hanya itu, keberadaan kawanan Merpati jinak yang berputar di sekitar halaman masjid menambah keistimewaan tempat ini, yang menurut salah satu pengurus masjid, Merpati tersebut disengaja dipelihara di sekitaran masjid agar suasanya nampak seperti di Masjid Nabawi Madinah.

Safari Ramadan dan Tradisi Malam 27

Bulan Ramadan selalu menjadi momen yang dinanti-nanti di Masjid Arab. Selain menjadi tujuan safari Ramadan bagi para jamaah yang ingin mengunjungi masjid-masjid bersejarah di Makassar, masjid ini juga memiliki tradisi khusus yang tidak ditemukan di tempat lain, yakni perayaan malam ke-27 Ramadan.

“Malam 27 Ramadan di sini selalu istimewa,” ujar Pengurus Mesjid Arab, Ali Abdullah.

Baca Juga : Malam 30 Ramadan, Wali Kota Makassar Bersama Forkopimda Pantau Langsung Posko Lebaran 2025

“Biasanya hanya ada dua saf saat salat tarawih, tapi di malam itu, masjid penuh sesak dengan jamaah dari berbagai penjuru kota.” tambahnya.

Pada malam yang dipercaya sebagai Lailatul Qadar ini, Masjid Arab menggelar serangkaian ibadah yang khidmat. Jamaah tidak hanya melaksanakan salat tarawih, tetapi juga membacakan doa birrul walidain dan doa khataman Al-Qur’an secara berjamaah.

Masjid ini bahkan mendatangkan penceramah khusus dari berbagai daerah seperti Jakarta dan Surabaya untuk memberikan tausiyah yang mendalam.

Baca Juga : Nyepi dan Ramadan Sumber Inspirasi

Tidak hanya malam ke-27, sepanjang Ramadan Masjid Arab selalu ramai dengan berbagai kegiatan keagamaan. Jamaah dari berbagai latar belakang datang untuk merasakan atmosfer spiritual yang kental, sekaligus mengenang bagaimana masjid ini dahulu menjadi tempat persinggahan para jemaah haji yang hendak berlayar ke Tanah Suci.

Masjid Arab, Simbol Toleransi dan Warisan Sejarah

Keberadaan Masjid Arab di tengah kawasan Kampung Tionghoa menunjukkan bagaimana harmoni antarumat beragama telah terjalin sejak lama. Di sekitar masjid ini juga terdapat beberapa klenteng yang telah berdiri berdampingan selama bertahun-tahun.

“Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga bukti bagaimana keberagaman bisa berjalan berdampingan,” kata Ali Abdullah.

Baca Juga : Dukung Mobilitas Lebaran, Yamaha Buka 121 Bengkel Jaga dan Tawarkan Diskon Servis

Dengan sejarah panjang, arsitektur yang khas, dan tradisi Ramadan yang istimewa, Masjid Arab tetap menjadi salah satu destinasi spiritual penting di Makassar.

Setiap tahunnya, safari Ramadan yang melewati masjid ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan Islam di kota Makassar.

PENULIS: NURSINTA

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]

Follow Social Media Kami

KomentarAnda